Memang berat jadi Pencerah Nusantara itu. Beratnya meninggalkan dan jauh dari keluarga. Beratnya menerima cobaan yang bagaikan kerasnya dan derasanya ombak di lautan yang selalu datang setiap saat. Beratnya menerima tanggung jawab. Beratnya menghadapi tantangan dan rintangan. Beratnya berfikir bagaimana cara untuk hasil yang lebih baik.
Tapi Milea, dibalik beratnya itu Insha Allah ada kemuliaan. Karena Rasullullah pernah berkata, “Indikator manusia terbaik adalah yang memberi manfaat” (Hadits Qudsi). Dan bukankah ibadah itu tidak hanya ibadah ritual saja, tapi ada muamalat, ibadah sosial, hablumminannas (hubungan manusia dengan manusia). Dan bukankah Rasulullah SAW berkata bahwa amalan yang tidak akan putus sampai mati adalah 1) Doa anak sholeh, 2) Amal jariyah, 3) Ilmu yang bermanfaat.
Milea, jadi Pencerah Nusantara ini adalah saranaku untuk memanfaatkan ilmu dalam kebaikan, memanfaatkan ilmu untuk kemaslahatan umat (hajat orang banyak).
Dan dibalik beratnya itu, dalam rangka bela negara. Milea, bela negara zaman now gak harus angkat sejata dan teriak merdeka. Disini ada ratusan balita, dengan jihad melalui ilmu gizi ratusan balita dijaga agar tidak gizi kurang bahkan buruk. Sehingga mereka tumbuh sehat, dan berharap cita2nya tercapai sehingga negara jad kuat.
Disini berjihad agar tidak ada ibu dan bayi yang meninggal dalam proses kehamilan-persalinan-nifas. Inilah bela negara yang aku lakukan bersama kawan sepengabdianku.
Milea dibalik beratnya itu, ada keceriaan bersama para remaja. Berkawan dan membina remaja melalui posyandu remaja. Remaja itu pemuda Milea, mereka butuh wadah untuk mengembangkan diri dan tentu harus sehat agar kuat dan produktif.
Bukankah Bung Karno berkata, berikan aku 10 pemuda maka akan kuguncang dunia. Jika mereka pada sehat maka mereka akan mengguncang dunia ini demi Indonesia yang lebih baik.
Milea dibalik beratnya ini, aku bisa bersahabat dari pemimpin-pemimpin hebat ada Pak Camat, Pak Kades, Pak Dusun, Ibu Kapus, PLKB, Penyuluh pertanian dan para tokoh serta kader lainnya juga stakeholder dari SKPD lainnya. Aku banyak belajar dari mereka ini.
Milea, dibalik beratnya pengabdian sebagai Pencerah Nusantara ini ,12 purnama terasa begitu banyak warna dan makna. Dan tak terasa akan genap 12 purnama, yang akan memanggilku untuk kembali pulang. Kembali kepada Ayah dan Ibuku, dan melaksanakan tugas lainnya. Kuharap kamu jangan rindu, Rindu itu berat kamu gak akan sanggup biar aku saja!
Biar aku saja yang merindu, kerinduanku pada Kabupaten Pasangkayu ini, kerinduanku pada Puskesmas Bambalamotu dan Kecamatan Bambalamotu inilah yang akan membuatku selalu mengenang perjuangan di sini.
Biarlah ini menjadi kenangan dan sejarah, dan ku berharap Puskesmas Bambalamotu menjadi Puskesmas Paripurna, Masyarakat Kecamatan Bambalamotu Sehat dan mandiri serta Kabupaten Pasangkayu menjadi daerah yang terdepan dalam pembangunan.
Salam Cinta Dilan yang Jadi Pencerah Nusantara!
Bambalamotu 15 Maret 2018
Rasa yg tak terungkapkan dari nakes yg berjuang di daerah. Ada kerinduan, rindu panggilan tanah air, rindu panggilan pertiwi untuk mengabdi, dann rindu si Dia (Milea)
Mas Deni = Dilan PN, 😊😊