Swamedikasi Pada Sakit Maag, Kalian Wajib Baca Biar Paham!

Swamedikasi Pada Sakit Maag, Kalian Wajib Baca Biar Paham!

Melakukan pengobatan mandiri atau swamedikasi merupakan salah satu alternatif yang sering dipilih masyarakat untuk mengatasi keluhan dan gejala-gejala penyakit sebelum kemudian memutuskan berobat ke fasilitas pelayanan kesehatan.

Selain karena gangguan sakit yang dirasakan masih ringan, beberapa alasan lain seperti penanganan lebih cepat, ekonomis, serta perkembangan teknologi informasi yang sangat pesat diikuti gencarnya promosi/iklan obat sedikit banyak turut membuka wawasan masyarakat seputar obat dan kesehatan.

Namun demikian, swamedikasi tanpa pengetahuan yang cukup berpotensi mengakibatkan terapi kurang efektif dan efisien. Beberapa kesalahan dapat timbul seperti penggunaan obat secara berlebihan (overuse) atau kurang (underuse), penggunaan yang tidak tepat indikasi, dosis, cara, dan lama pemakaian (misuse). Untuk itu masyarakat perlu dibekali dengan Informasi yang benar dan tidak menyesatkan.

Kelebihan produksi asam lambung, ditandai dengan keluhan seperti nyeri ulu hati, sakit kepala, kembung, mual kadang disertai muntah, dan kehilangan nafsu makan, satu dari sekian penyakit yang biasanya diobati sendiri. Gangguan pada pencernaan ini populer dengan sebutan sakit maag di tengah masyarakat, walaupun istilah tersebut tidak baku digunakan dalam dunia medis.

Kata maag sebenarnya berasal dari bahasa Belanda yang berarti lambung. Penyebab gangguan dapat bermacam-macam, seperti; pola makan tidak teratur, stress, kelelahan, kebanyakan makan pedas, makanan asam, alkohol, dan penggunaan obat-obat tertentu.

Langkah pertama yang perlu dilakukan untuk mengatasi sakit maag adalah menghindari faktor pemicu dengan menerapkan pola hidup sehat, seperti:

  1. Menghindari makanan dan minuman yang merangsang produksi asam lambung berlebihan seperti makanan bercita rasa pedas, asam, sarat bumbu, kandung lemak tinggi, gorengan, alkohol, kopi dan minuman bersoda atau berkarbonasi.
  2. Mengkomsumsi makanan utama secara teratur dalam porsi seimbang.
  3. Minum air sebanyak 6-8 gelas per hari
  4. Hindari mengkomsumsi makanan menjelang tidur, paling lambat makan malam tiga jam sebelumnya.
  5. Jangan merokok
  6. Jangan mengkomsumsi sembarangan obat
  7. Rileks, hindari stress, dan tidur yang cukup.

SWAMEDIKASI PADA SAKIT MAAG

Pengobatan mandiri menggunakan obat maag golongan bebas seperti antasida, yang banyak dijual di apotek atau toko obat, merupakan langkah terapi yang dimaksudkan untuk mengatasi keluhan ringan pada lambung dan bersifat simptomatik (menghilangkan gejala penyakit).

Tak hanya dalam bentuk generik berlogo, di pasaran kita dapat menjumpai obat dengan kandungan zat berkhasiat antasida menggunakan berbagai nama dagang seperti; promag, polysilane, Mylanta, acitral, plantacid, dan merek lainnya yang jumlahnya bisa mencapai ratusan.

Antasida bekerja dengan cara menetralkan asam klorida lambung atau mengikatnya. Bila dalam dua – tiga hari, keluhan belum juga hilang, atau diduga ada tukak lambung ataupun usus, segeralah pergi ke dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan pengobatan lebih seksama.

CARA PENGGUNAAN ANTASIDA

Derajat keasaman lambung menurun setelah makan, dan mulai meningkat lagi selang beberapa jam kemudian karena terbentuknya asam klorida. Antasida paling baik diberikan saat gejala diperkirakan ataupun mulai muncul, lazimnya diantara waktu makan dan sebelum tidur. Karena itu antasida sebaiknya diminum satu atau dua jam sebelum makan dan menjelang tidur malam, umumnya setiap 6 sampai 8 jam. Jangan digunakan melebihi 4 gram sehari yang malah dapat meningkatkan produksi asam lambung.

Bentuk formulasi sediaan antasida di pasaran umumnya berupa suspensi dan tablet kunyah. Dibanding tablet, suspensi antasida bekerja lebih cepat menetralkan asam lambung. Penggunaan obat dalam bentuk suspensi harus dikocok rata dahulu sebelum diminum, gunakan gelas atau sendok takar yang tersedia untuk mendapatkan dosis yang tepat.

Bila dipilih dalam bentuk tablet kunyah, gunakan dengan cara dikunyah sampai halus terlebih dahulu sebelum ditelan, minum air putih yang banyak untuk memastikan seluruh obat tertelan seluruhnya dan meminimalkan gangguan pada saluran cerna. Tidak dianjurkan memakai obat ini secara terus-menerus lebih dari dua minggu, kecuali atas saran dokter.

PERINGATAN & EFEK SAMPING ANTASIDA

Penggunaan antasida tidak dianjurkan untuk penderita alergi aluminium, kalsium,magnesium, simetikon, natrium bikarbonat, bismut dan pasien dengan dengan diet garam natrium. Konsultasikan terlebih dahulu kepada dokter atau apoteker bagi penderita gangguan ginjal, tukak lambung, wanita hamil, menyusui, anak-anak serta lanjut usia. Bila penggunaan melebihi dosis dapat timbul efek yang tidak diinginkan seperti sembelit, wasir, pendarahan anus, mual, muntah, dan kekurangan fosfat

INTERAKSI DENGAN OBAT LAIN

Hindari mengkomsumsi antasida bersamaan dengan obat lainnya, karena dapat mengganggu absorpsi atau penyerapan obat-obat tertentu, selain itu kemungkinan dapat merusak salut enterik beberapa obat yang dirancang untuk tidak melarut dalam lambung, sebaiknya diberi jeda sekitar 1 atau 2 jam.

 

Sumber Gambar: https://hellosehat.com/wp-content/uploads/2016/05/tips-mengatasi-maag.jpg

 


Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Topik Populer


Akreditasi Puskesmas BPJS Kesehatan Dana Desa DBD Dinkes Kab Enrekang Dinkes Kab Indramayu FKM UI FKM Unand FKM Undip FKM Unhas Germas Gizi Buruk Hipertensi Imunisasi Imunisasi MR Kemenkes Kemenkes RI Kesehatan Lingkungan Kesehatan Masyarakat Kesehatan Remaja Kesehatan Reproduksi Mahasiswa Kesmas Nusantara Sehat PBL Pencerah Nusantara Pengabdian Masyarakat Penyakit Tidak Menular Penyuluhan Kesehatan PHBS Posyandu Posyandu Remaja Prodi Kesehatan Masyarakat Prodi Kesmas Promkes Promosi Kesehatan Puskesmas Puskesmas Krangkeng Seminar Kesehatan Seminar Nasional STBM STIKes Kuningan Stunting TBC Tenaga Kesehatan Tuberkulosis