Nama saya Yulyana, Lahir di ibu kota Sulawesi Tengah tepatnya di Palu, 09 Mei 2000. Saya anak pertama dari dua bersaudara, buah pasangan dari Anjaz Kadri dan Lu’lu. Yuly adalah panggilan akrab saya.
Saya terlahir dikeluarga yang sangat sederhana. Ayah saya seorang Jurnalis di Media Surat Kabar swasta, sedangkan Ibu saya bekerja sebagai seorang guru di Madrasah Aliyah. Sejak kecil saya sudah diperkenalkan musik oleh ayah dan ibu saya.
Ketika berumur 6 tahun, saya memulai pendidikan di MIS Alkhairaat Boyaoge. Setelah lulus saya melanjutkan pendidikan di MTs Alkhairaat Pusat Palu tahun 2011. Selepas lulus dari MTs di tahun 2014, saya melanjutkan pendidikan di MA Alkhairaat Pusat Palu.
Ketika menginjak kelas VIII SMP, saya mewakili sekolah dalam perlombaan singing contest antar sekolah se-Kota Palu, dan berhasil menjadi juara ke 3 dalam perlombaan tersebut. Saya juga pernah mewakili sekolah di acara singing contest kategori female dalam perlombaan english camp se-Kota Palu, dan alhamdulillah berhasil meraih juara ke-2.
Tentu saja ini membuat hati saya senang dan semakin bersemangat dalam mengembangkan bakat yang saya miliki. Sejak saat itu saya lebih sering diikut sertakan mengikuti ajang-ajang perlombaan menyanyi untuk mewakili sekolah.
Selain itu saya juga aktif dalam berbagai kegiatan di sekolah, saya bergabung dengan organisasi PMR dan juga pernah menjabat sebagai sekretaris Persatuan Pelajar Islam Alkhairaat.
Saat ini, saya kuliah Semester I Prodi Kesehatan Masyarakat Konsentrasi Manajemen Rumah Sakit di STIKes Surya Global Yogyakarta.
Sedikit curhat ya, saya yakin kalimat-kalimat yang sangat panjang ini akan membuat kalian malas membaca. Tapi saya ingin membagikan sedikit pengalaman saya buat teman-teman semua yang mungkin niatnya belum lurus dan dihadapi persoalan seperti yang pernah saya alami ini.
Jadi, pertama kali disuruh masuk kuliah kesehatan masyarakat, saya itu agak ragu. Ragunya kenapa? Karena takut kalau salah jurusan! Ya, karena memang pengennya saya jadi pekerja seni, bukan jadi seorang tenaga kesehatan.
Entah kenapa memang jiwa raga saya prefer ke seni musik dan tarik suara (menyesuaikan dengan bakat). Dulu itu pengen sekali lanjutkan studi di ISI Yogyakarta, ingin mengembangkan bakat dan potensi yang saya miliki disana. Tapi apalah daya orang tua tak mengizinkan dan lebih memilih saya melanjutkan studi di STIKes.
Awalnya sih nggak srek gimanaaa gitu, takut kalau nanti nilai bakalan anjlok gara-gara ngambil studi yang tidak sesuai dengan minat bakat yang kita miliki. Tapi saya terus yakinkan diri saya bahwa apapun pilihan orang tua pasti yang terbaik buat anaknya, walaupun diawal rasanya sangat sulit. Orang tua saya pun selalu yakinkan diri saya bahwa saya bisa melewati semunya.
Sebenarnya gak ada yang namanya salah jurusan. Semua itu cuma persoalan niat. Kalo niat kita emang tulus dan ikhlas buat jalani semuanya, ada saja keindahan, kenikmatan, dan kemudahan yang Allah kasih, walaupun pada awalnya tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan.
Masih banyak kok cara lain dan wadah yang bisa menampung bakat dan potensi yang kita miliki, semuanya sudah tersedia di dunia ini. Tinggal bagaimana cara kita menempatkan diri dan tak henti untuk mencari tau hal-hal yang dapat membantu kita untuk mengembangkan potensi itu.
Dan sejauh ini, saya nyaman dengan jurusan yang orang tua saya pilih walaupun memang ada sedikit kesulitan, he..he..
Jadi seorang tenaga kesehatan masyarakat sekaligus pekerja seni why not kan? Toh bisa nambah lebih banyak pundi-pundi rupiah wkwkwk..
Semoga berfaedah yah kawan. Kalau kamu, apa awalnya juga salah jurusan?
Anakku…. Semangat ya
Karena kesehatan Masyarakat itu ilmu dan Seni juga. Seni mempertahankan dan meningkatkan status kesehatan individu dan masyarakat.
Terima kasih banyak ibu Dian. Semua ini juga karena ilmu yang sudah ibu berikan kepada saya selama satu semester hehehe
Semangat terus Yuli ….moga cita2nya tercapai dan berkah😊Nak
Allahumma aamiin. Terima kasih banyak ustzh riska yg selalu memotivasi sy😊
kurang 1 profesinya nak… mestinya :
Tenaga Kesehatan Masyarakat Sekaligus Pekerja Seni dan Penulis, “Why Not” Kan?
Kembangkan smua potensimu… doa pa2 selalu utk kesuksesanmu
Hehehe aamiin doakan Yuli semoga bisa pandai nulis seperti papa
Semangat teman….
Semoga apa yang kamu impikan selama ibu bisa menjadi kenyataan 😊😊😊
Don’t give up, yuli.
Allahumma aamiin, doa yang sama untuk dirimu ayuskuu