
Pelaksanaan Sanitasi Sosial Berbasis Masyarakat (STBM) diatur pada Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 3 Tahun 2014 tentang Sanitasi Total Berbasis Masyarakat, Pedoman Pelaksanaan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM), serta pedoman lainnya.
Sanitasi Sosial Berbasis Masyarakat (STBM) merupakan pendekatan untuk mengubah perilaku higienis dan saniter melalui pemberdayaan masyarakat dengan cara pemicuan.
Tujuan penyelenggaraan STBM adalah untuk mewujudkan perilaku masyarakat yang higienis dan saniter secara mandiri dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.
STBM menekankan pada 5 (lima) perubahan perilaku higiene yang dikenal sebagai 5 (lima) PILAR STBM yang terdiri dari :

PILAR 1 : Stop Buang Air Besar Sembarangan (Stop BABS)
Suatu kondisi ketika setiap individu dalam suatu komunitas tidak lagi melakukan perilaku buang air besar sembarang yang berpotensi menyebarkan penyakit. Adapun elemen pemicu yaitu :
- Rasa jijik
- Melihat tinja yang dikerubungi oleh lalat
- Lalat yang hinggap di tinja lalu lalat berterbangan di makanan
- Rasa malu
- BAB di tempat terbuka
- BAB dilihat oleh banyak orang
- Takut sakit
- Tinja bisa masuk ke dalam mulut warga dan termakan melalui makanan
- Terkena diare akibat lingkungan yang kotor
- Aspek agama
- BAB di tempat terbuka dan dilihat oleh orang lain
- BABS mencemari lingkungan dan menzalimi orang lain
- Aspek privasi
- BAB ditempat terbuka tidak tenang dilihat oleh tetangga dan tidak bisa menjaga aurat dari orang lain
- Sulit untuk BAB di malam hari
- Aspek sosial
- BAB sembarangan mencemari lingkungan dan membahayakan orang lain
- Menjadi warga yang baik dan tetangga yang baik karena tidak mencemari lingkungan
PILAR Ke 2 :Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS)
Perilaku cuci tangan dengan menggunakan air bersih yang mengalir dan Sabun. Adapun elemen pemicu yaitu :
- Rasa jijik
- Apakah yang bapak/ibu rasakan disini ? Tercium tangan bau, tangan habis BAB
- Apa saja yang kita bisa lihat disini ? tangan kotor setelah BAB, tangan kotor setelah memegang hewan peliharaan
- Takut sakit
- Demo tangan kotor langsung makan, mengusap muka/hidung/mulut
- Rasa malu
- Makan langsung tanpa mencuci tangan terlebih dahulu
- Diingatkan orang lain untuk cuci tangan
- Aspek agama
- Tangan kotor memberi makan kepada anak/bayi
- Tangan kotor salaman dengan orang lain
- Aspek sosial
- Mencemari tangan orang lain
- Menularkan penyakit kepada orang lain
PILAR Ke 3 : Pengolahan Air Minum dan Makanan di Rumah Tangga (PAMM-RT)
Melakukan kegiatan mengelola air minum dan makanan di rumah tangga untuk memperbaiki dan menjaga kualitas air dari sumber air yang akan digunakan untuk air minum serta untuk menerapkan prinsip higiene sanitasi pangan dalam proses pengelolaan makanan di rumah tangga. Adapun elemen pemicu yaitu :
- Rasa jijik
- Memasak dengan menggunakan air kotor
- Batuk batuk atau bersin ddi depan makanan yang sedang ddiolah atau disajikan
- Takut sakit
- Demo air yang terkena tinja kemudian air tesbut digunakan untuk mencuci buah atau sayuran
- Demo menggunakan air langsung dari sumur atau sumber air atau gentong (dengan tangan masuk ke dalam gentong) dan pasien diminta untuk langsung minum
PILAR Ke 4 : Pengelolaan Sampah Rumah Tangga (PSRT)
Melakukan kegiatan pengolahan sampah di rumah tangga dengan mengedepankan prinsip mengurangi, memakai ulang dan mendaur ulang. Adapun elemen pemicu yaitu :
- Rasa jijik
- Timbunan sampah yang dibuang menjaddi daya Tarik lalat, kecoa, tikus untuk dating
- Timbunan sampah akan membusuk dan menimbulkan bau yang tidak enak
- Takut sakit
- Lingkungan yang kotor karena banyak sampah berserakan
- Banjir karena aliran air di sungai terhambat karena adanya timbunan sampah
- Rasa malu
- Sampah yang kotor bisa masuk ke dalam mulut manusia melalui lalat yang hinggap ke makanan
- Air sungai untuk mandi, mencuci dan masak menjadi kotor karena sampah yang dibuang ke sungai
- Rasa takut dosa
- Sampah yang dibuang ke sungai menjadi penyebab banjir di lingkungan tempat tinggal dan lingkungan tempat tinggal orang lain yang ada di daerah hilir
- Banjir membuat orang lain kehilangan harta benda, rumah, kendaraan dan lain-lainnya
- Rasa harga diri
- Lingkungan rumah yang kotor dan sampah berserakan menjaddi tidak layak ddipandang, terutama jika kedatangan tamu yang sangat dihormati
- Di kampung sebelah, ada keluarga yang kemampuan ekonominya rendah namun rumahnya bersih tidak ada sampah berserakan. Sampah sudah terkelola dengan baik bahkan bernilai ekonomi
- Nilai tambah atau ekonomi
- Kompos digunakan sebagai pupuk untuk menyuburkan tanaman, kompos bisa kita buat sendiri dari abhan bahan organic seperti sampah daun, kulit buah, sayur dengan menggunakan komposter
- Sampah plastic bisa kita daur ulang menjadi biiki plastic, kerajinan atau dikumpulkan dan dijual kepada bank sampah
PILAR Ke 5 : Pengelolaan Limbah Cair Rumah Tangga (PLCRT)
Melakukan kegiatan pengelolaan limbah cair di rumah tangga yang berasal dari sisa kegiatan mencuci, kamar mandi dan dapur yang memenuhi standar baku mutu kesehatan lingkungan dan persyaratan kesehatan yang mampu memutuskan mata rantai penularan penyakit. Adapun elemen pemicu yaitu :
- Rasa jijik
- Bau dari genangan buangan limbah cair dari kegiatan mencuci, kamar mandi dan dapur
- Genangan buangan limbah cair dari kegiatan mencuci kamar mandi dan dapur air kotor yang dikerubungi lalat dan banyak kecoa
- Rasa malu
- Lingkungan yang kotor karena banyak genangan limbah cair
- Sungai menjadi kotor karena buangan limbah cair
- Rasa takut sakit
- Terkena diare dan penyakit kulit karena lingkungan kotor
- Genangan air kotor dapat menyebabkan jalan menjadi licin dan rawan kecelakanan
- Aspek sosial
- Lingkungan rumah yang kotor menjadi tidak nyaman dan layak dipandang
- Di kampung sebelah ada keluarga yang kemampuan ekonominya rendah namun rumahnya bersih tidak ada genangan air kotor.
Oleh karena itu pelaksanaan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) dengan lima pilar akan mempermudah upaya meningkatkan akses sanitasi masyarakat yang lebih baik serta mengubah dan mempertahankan keberlanjutan budaya hidup bersih dan sehat. Pelaksanaan STBM dalam jangka panjang dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian yang diakibatkan oleh sanitasi yang kurang baik, dan dapat mendorong terwujudnya masyarakat sehat yang mandiri dan berkeadilan.
Referensi :
Permenkes Nomor 3 Tahun 2014 tentang Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) Diakses pada 21 Desember 2024 di : https://hukor.kemkes.go.id/uploads/produk_hukum/PMK%20No.%203%20ttg%20Sanitasi%20Total%20Berbasis%20Masyarakat.pdf
Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit. Wujudkan sanitasi indonesia yang lebih bersih, lebih sehat. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Diakses pada 21 Desember 2024 di : https://stbm.kemkes.go.id/
Aflaha, Rizna. 2024. Wujudkan Perilaku Higiene dan Saniter, Kenali Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM). Kesmas-ID.com. Diakses pada 21 Desember 2024 di : https://kesmas-id.com/wujudkan-perilaku-higiene-dan-saniter-kenali-stbm/
Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat. 2020. Panduan Praktis Pemicuan 5 Pilar STBM. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Diakses pada 21 Desember 2024 di : https://repository.kemkes.go.id/book/66
Artikel ini telah direview oleh:
Aid Fitriyana Hidayat, S.K.M
Staf Promkes Puskesmas Tinewat
Puskesmas Tinewati
Jl. Garut – Tasikmalaya No.82, Singasari, Kec. Singaparna, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat
Kode Pos 46412