Tulang Punggung Kesehatan Masyarakat Indonesia

Pengabdian tenaga kesehatan adalah wujud nyata kepedulian antarsesama, berjuang untuk meningkatkan kesejahteraan kesehatan masyarakat.

Terkenal sebagai tulang punggung, tenaga kesehatan adalah sosok pahlawan yang bekerja keras banting tulang dalam memberikan pelayanan kesehatan dengan baik. Berbagai program sering dirancang sedemikian rupa agar masyarakat dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Pengabdian tenaga kesehatan ke daerah terpencil merupakan bukti cinta dan kasih sayang untuk meningkatkan kualitas hidup serta kesehatan masyarakat, tidak hanya dari segi medis, tetapi juga dalam mendidik masyarakat mengenai pola hidup sehat. Slogan yang mendarah daging, “lebih baik mencegah daripada mengobati,” merupakan pesan singkat untuk selalu menjaga kesehatan.

Para dokter, bidan, perawat, ahli kesehatan masyarakat, sanitarian, ahli gizi, dan tenaga kesehatan lainnya telah menjadi tiang serta perpanjangan tangan dari pemerintah. Dedikasi tanpa kenal waktu dan tempat dihadapkan pada berbagai tantangan, mulai dari kurangnya fasilitas hingga kekurangan sumber daya manusia maupun materi. Namun, harapan mereka sebagai tulang punggung penopang kesehatan bangsa terhalang oleh berbagai kendala. Setiap tetes keringat dan jejak langkah adalah bukti pengabdian mereka. Salah satu bentuk pengabdian nyata tenaga kesehatan terlihat dalam program Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, yaitu pos pelayanan kesehatan terpadu (Posyandu) dan Nusantara Sehat. Kegiatan ini bertujuan untuk menjangkau masyarakat yang berada di daerah terpencil dengan akses terbatas pada fasilitas kesehatan modern.

Posyandu adalah program untuk meningkatkan kesehatan ibu dan anak pada masa pertumbuhannya. Para bidan dan perawat sering menjadi bagian dari tenaga kesehatan yang terjun langsung memantau kondisi kesehatan ibu dan anak. Pemantauan dilakukan dengan memberikan edukasi mengenai kehamilan dan tumbuh kembang anak, memastikan pelaksanaan imunisasi, penyuluhan gizi, serta pemberian makanan tambahan guna mencukupi kebutuhan masa sensitif (kehamilan dan balita). Tawa dan suasana ceria anak-anak menjadi pelipur lara bagi bidan dan perawat di tengah kondisi sulit yang mereka hadapi.

Kegiatan Posyandu yang dilakukan setiap bulan tidak terlepas dari minimnya partisipasi ibu dan anak karena rendahnya kesadaran mengenai kesehatan. Terutama saat imunisasi, banyak ibu yang tidak ingin anaknya diimunisasi karena takut anaknya demam. Hal ini juga dipengaruhi oleh peran ayah sebagai pemegang kendali tertinggi dalam keluarga. Karena itu, tenaga kesehatan juga menggencarkan sosialisasi dan penyuluhan mengenai kesehatan ibu dan anak. Selain itu, fasilitas posyandu di daerah terpencil yang kurang memadai turut memengaruhi kualitas pelayanan Posyandu.

Pendidikan Tim Nusantara Sehat

Nusantara Sehat adalah program andalan pemerintah yang mengirimkan putra-putri terbaik bangsa untuk mendedikasikan diri pada negara dalam meningkatkan kesejahteraan kesehatan masyarakat. Kementerian Kesehatan yakin bahwa dengan adanya program Nusantara Sehat, tujuan pemerataan dan distribusi tenaga kesehatan di pelosok negeri dapat tercapai sehingga akses dan mutu pelayanan kesehatan di puskesmas daerah dapat ditingkatkan. Pengabdian ini mengharuskan tenaga kesehatan tinggal dan merasakan kehidupan di pelosok negeri sebagai wujud pemerataan kesehatan. Mereka sering menempuh perjalanan panjang dan ekstrem untuk sampai ke tempat tugas. Minimnya peralatan medis canggih menuntut mereka kreatif dan aktif dalam mengatasi berbagai kendala. Namun, semangat mereka tetap tinggi dalam mencapai misi utama membantu dan meningkatkan kesehatan masyarakat.

Pengabdian yang dilakukan tidak hanya berupa pelayanan medis, tetapi juga berperan dalam menumbuhkan kesadaran masyarakat serta perubahan perilaku. Kesadaran masyarakat di daerah terpencil terkadang masih rendah dan membutuhkan pendekatan kolaboratif. Oleh karena itu, tenaga kesehatan juga berperan memberikan penyuluhan dan sosialisasi mengenai pencegahan penyakit dengan agenda penting seperti mencuci tangan bagi anak-anak sekolah, penggunaan air bersih, serta gizi seimbang kepada masyarakat. Hal ini penting karena “sehat akan terasa sangat mahal saat sakit,” yang membuktikan bahwa kualitas kesehatan masyarakat tidak hanya bergantung pada pengobatan, tetapi juga pencegahan primer secara aktif dan efektif.

Selain tantangan kurangnya fasilitas, para tenaga kesehatan sering dihadapkan pada kendala budaya dan sosial. Masyarakat di daerah terpencil masih memiliki kepercayaan tradisional dan kurang percaya kepada tenaga kesehatan. Karena itu, dibutuhkan pendekatan yang lebih sabar dan bijaksana untuk menarik simpati masyarakat. Pengabdian tenaga kesehatan tidak hanya menyangkut pelayanan medis, tetapi juga mencakup pemahaman dan penghormatan terhadap nilai-nilai lokal.

Cegah TBC, Puskesmas Playen 1 Gelar Screening di Ponpes Al I'Thisom
Cegah TBC, Puskesmas Playen 1 Gelar Screening di Ponpes Al I’Thisom

Kendala-kendala tersebut dapat menjadi penghambat dalam meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat dan pencegahan penularan penyakit. Dampak serius jika program kesehatan tidak berjalan efektif adalah meningkatnya penyakit dan angka kematian karena kurangnya akses terhadap layanan kesehatan dasar, seperti imunisasi, pemeriksaan rutin, dan pengobatan. Hal ini mengakibatkan penurunan kualitas hidup yang memengaruhi produktivitas masyarakat, seperti sulit untuk bekerja, belajar, dan berpartisipasi dalam kegiatan sosial, yang pada akhirnya memperburuk kesejahteraan sosial secara keseluruhan. Penyebaran wabah penyakit dapat menyebar lebih cepat dan sulit dikendalikan, terutama di daerah dengan infrastruktur kesehatan yang lemah. Kesenjangan akses layanan kesehatan antara kelompok kaya dan miskin juga menimbulkan ketidakadilan dalam distribusi perawatan kesehatan.

Perlunya dukungan pemerintah dan masyarakat dalam menyukseskan program-program kesehatan. Kesehatan bangsa bukan hanya tanggung jawab tenaga kesehatan, tetapi juga tanggung jawab seluruh masyarakat. Setiap orang memiliki tanggung jawab atas kesehatannya masing-masing, sedangkan tenaga kesehatan berperan sebagai penunjang utama dalam mengingatkan, melaksanakan, dan memonitor kesehatan bangsa. Percepatan pembangunan dan pemerataan infrastruktur kesehatan serta peningkatan kualitas sumber daya tenaga kesehatan harus segera dilakukan demi terwujudnya kesehatan yang komprehensif. Pendidikan dan pelatihan berkelanjutan bagi tenaga kesehatan juga penting untuk meningkatkan keterampilan dengan metode perawatan terbaru.

Pengabdian tenaga kesehatan adalah wujud nyata kepedulian antarsesama dengan tulus. Mereka adalah pahlawan tanpa tanda jasa yang berjuang untuk meningkatkan kesejahteraan kesehatan masyarakat. Kerja keras dan pengorbanan mereka layak untuk diapresiasi dan terus didukung baik dari sisi kebijakan maupun fasilitas.


Penulis:
Lis Natahdiya Laulaa
Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas.

Yuk Share Postingan Ini:
Lis Natahdiya Laulaa
Lis Natahdiya Laulaa

Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas.

Articles: 1

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *