TURUNKAN KASUS ISPA, PUSKESMAS SALOPA ADAKAN QUIT-LINE

Pada 6, November 2024, Puskesmas Salopa mengadakan konseling dengan materi bahaya merokok. Acara tersebut dilakukan dengan mengunjungi warga dari rumah ke rumah selama 15 menit oleh Ibu Elis Paridatu, S. KM selaku Tenaga Promkes di Puskesmas Salopa. Konseling bahaya merokok atau layanan QUIT-LINE ini dilaksanakan di Kampung Dinding Ari, Desa Tanjungsari, Tasikmalaya.

QUIT-LINE sendiri merupakan sebuah program yang diadakan oleh Kementrian Kesehatan RI berupa layanan konsultasi berhenti merokok melalui telepon tidak berbayar/gratis, namun program QUIT-LINE ini juga terdapat di Puskesmas sebagai Fasyanke Tingkat Pertama.

Konseling QUIT-LINE dilakukan karena warga masih menganggap rokok sebagai bahan candaan, padahal banyak sekali bahaya yang terkandung di dalamnya. Menurut WHO (Organisasi Kesehatan Dunia) asap tembakau berdampak besar pada perkembangan paru-paru anak-anak, dan secara signifikan meningkatkan risiko PPOK (Penyakit Paru Obstruktif Kronis) di kemudian hari. Industri tembakau menggunakan strategi pemasaran yang agresif untuk mempromosikan nikotin dan produk tembakau yang menyasar anak-anak dan remaja.

Elis Paridatul, sebagai narasumber menggunakan poster sebagai media penyuluhan. Poster cocok digunakan saat penyuluhan door-to-door seperti ini karena berisikan gambar yang memperjelas materi bahaya rokok yang disampaikan. Harapan dari dilaksanakannya penyuluhan ini adalah masyarakat yang merokok dapat sadar bahwa merokok, apalagi di rumah dan di dekat anak dapat meningkatkan kasus ISPA serta TB yang sangat tinggi.

ISPA adalah infeksi yang menyerang saluran pernapasan, baik saluran atas maupun bawah, seperti sinus, faring, laring, hingga hidung. ISPA dapat disebabkan oleh virus atau bakteri yang bisa menular. Meskipun sebagian besar gejala ISPA dapat sembuh dengan sendirinya, namun beberapa jenis ISPA dapat memicu komplikasi berat, seperti henti napas, gagal napas, sampai gagal jantung.

Orang tua yang memiliki anak usia sekolah pada khususnya disarankan tidak merokok di dalam rumah, menjaga jarak untuk merokok, tidak merokok di depan anak, dan dapat menghentikan kebiasaan sedini mungkin. Hal ini, selain untuk meminimalkan dan menghilangkan paparan asap rokok juga sebagai contoh yang baik agar anak tidak meniru kebiasaan merokok orang tua.

Artikel ini telah di-review oleh:

Elis Paridatul, S.KM

Tenaga Promkes Puskesmas Salopa

Puskesmas SalopaJl. Raya Salopa No. 226, Kec. Salopa, Tasikmalaya 46192

Yuk Share Postingan Ini:
Annida Dwiyanti
Annida Dwiyanti
Articles: 8

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *