Bayangkan kamu sedang menikmati liburan di sebuah resort tropis yang indah. Tiba-tiba, demam tinggi menyerang dan tubuh kamu dipenuhi ruam merah. Apa yang terjadi? Bisa jadi, kamu telah terinfeksi virus dengue, penyebab Demam Berdarah Dengue (DBD). Penyakit ini bukan hanya momok bagi wisatawan, tapi juga ancaman nyata bagi jutaan penduduk di daerah tropis dan subtropis, termasuk Indonesia.
Data Kasus DBD di Indonesia: Ancaman yang Terus Mengintai
Mari kita lihat data terkini. Dalam lima tahun terakhir, kasus DBD di Indonesia mengalami fluktuasi:
- 2019: 137.000 kasus, 917 kematian
- 2020: 95.944 kasus, 661 kematian
- 2021: 73.518 kasus, 705 kematian (Kementerian Kesehatan (Kemenkes))
- 2022: 143.000 kasus, 1.236 kematian
- 2023: Lebih dari 6 juta kasus, 6.000 kematian
Angka-angka ini menunjukkan bahwa DBD masih menjadi ancaman serius. Namun, dengan kesadaran masyarakat yang meningkat dan upaya pemerintah yang konsisten, kita bisa berharap tren ini akan menurun di masa depan.
Nyamuk Aedes Aegypti
DBD, yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti, telah menjadi salah satu masalah kesehatan masyarakat yang paling mendesak di negara kita. Bayangkan, hanya karena seekor nyamuk kecil, ribuan nyawa bisa terancam setiap tahunnya. Namun, jangan khawatir! Dengan pengetahuan yang tepat dan tindakan pencegahan yang efektif, kita bisa melindungi diri dan keluarga dari ancaman DBD.
Mari kita mulai dengan memahami musuh kita. Virus dengue, penyebab DBD, memiliki empat serotipe berbeda. Artinya, kamu bisa terinfeksi DBD hingga empat kali dalam hidup kamu! Setiap infeksi bisa lebih parah dari sebelumnya, itulah mengapa pencegahan sangat krusial.
Gejala Awal DBD yang Harus Diwaspadai
Lalu, bagaimana kita tahu kalau kita terinfeksi DBD? Gejala awalnya bisa mirip dengan flu biasa: demam tinggi mendadak, nyeri otot dan sendi yang intens (tidak heran DBD juga dikenal sebagai “demam patah tulang”), serta sakit kepala parah. Namun, ada tanda-tanda khas yang perlu diwaspadai: ruam pada kulit yang menyerupai campak, nyeri di belakang mata, dan yang paling mengkhawatirkan, tanda-tanda pendarahan seperti mimisan atau gusi berdarah.
Jika kamu mengalami gejala-gejala ini, jangan ditunggu-tunggu! Segera hubungi dokter atau kunjungi fasilitas kesehatan terdekat. Ingat, DBD bisa berkembang menjadi kondisi yang mengancam jiwa jika tidak ditangani dengan cepat dan tepat.
Cara Efektif Mencegah DBD dengan Program 3M Plus
Sekarang, mari kita bicara tentang pencegahan. Kata kuncinya adalah: berantas sarang nyamuk! Program 3M Plus dari pemerintah – Menguras, Menutup, dan Mendaur ulang plus mencegah gigitan nyamuk – adalah langkah awal yang sangat efektif.
Menguras dan menyikat tempat penampungan air setidaknya seminggu sekali bisa memutus siklus hidup jentik nyamuk. Menutup rapat-rapat tempat penampungan air mencegah nyamuk betina bertelur. Mendaur ulang atau membuang barang-barang bekas yang bisa menampung air hujan menghilangkan potensi sarang nyamuk di sekitar rumah kita.
Tapi tunggu, ada lagi yang bisa kita lakukan! Gunakan kelambu saat tidur, terutama untuk anak-anak dan ibu hamil. Pakai lotion anti nyamuk saat beraktivitas di luar rumah. Pasang kawat kasa pada jendela dan ventilasi rumah. Dan jangan lupa, nyamuk Aedes aegypti suka beraktivitas di pagi dan sore hari, jadi waspadalah pada jam-jam tersebut.
Menariknya, ada beberapa inovasi terbaru dalam pencegahan DBD yang patut kita simak. Misalnya, penggunaan bakteri Wolbachia untuk mengurangi kemampuan nyamuk menularkan virus dengue. Atau pengembangan vaksin dengue yang menjanjikan. Meski begitu, langkah-langkah pencegahan tradisional tetap menjadi garda terdepan kita melawan DBD.
Ingatlah, pencegahan DBD adalah tanggung jawab kita bersama. Mulailah dari lingkungan terdekat kamu. Ajak tetangga untuk bersama-sama memberantas sarang nyamuk. Edukasi anak-anak tentang bahaya DBD dan cara pencegahannya. Dengan aksi nyata dan kepedulian bersama, kita bisa menciptakan lingkungan yang bebas dari ancaman DBD. Mari bersama-sama mewujudkan Indonesia yang sehat, terbebas dari bahaya demam berdarah.
Referensi
- Aryati, A., Wrahatnala, B. J., Yohan, B., Fanny, M., Hakim, F. K. N., Sunari, E. P., Zuroidah, N., Wardhani, P., Santoso, M. S., Husada, D., Rohman, A., Tarmizi, S. N., Sievers, J. T. O., & Sasmono, R. T. (2020). Dengue Virus Serotype 4 Is Responsible for the Outbreak of Dengue in East Java City of Jember, Indonesia. Viruses, 12(9), 913. https://doi.org/10.3390/v12090913
- Kaheming, E. N., Mantjoro, E. M., & Angela. (2020). Analisis Spasial Kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD) Di Wilayah Kerja Puskesmas Talawaan Tahun 2020-2022. Jurnal Kesehatan Tambusai, 4(3), 2896–2904. https://doi.org/10.31004/jkt.v4i3.15872
- Pancawati, D. (2024, March 25). DBD Meningkat Drastis, Apakah Tren Siklus Wabah Tiga Tahunan Berubah? Kompas.id. https://www.kompas.id/baca/riset/2024/03/25/dbd-meningkat-drastis-apakah-tren-siklus-peningkatan-wabah-tiga-tahunan-akan-maju
- Rojali, Indah Restiaty, Lisa, D., & Muhammad Dimas Setyadi. (2024). Hubungan Perubahan Iklim Dengan Kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD) Di Kota Administrasi Jakarta Timur. Sulolipu, 23(1), 172–186. https://doi.org/10.32382/sulo.v23i1.427
- Singgih, V. (2024, May 3). DBD: Kematian akibat demam berdarah dengue melonjak tiga kali lipat, 3M dinilai hanya “jargon” minim dampak – BBC News Indonesia. BBC News Indonesia. https://www.bbc.com/indonesia/articles/cxwv4mj1d1mo#:~:text=Daerah%20dengan%20angka%20kematian%20DBD%20tertinggi%20pada%20Januari%2DApril%202024&text=Secara%20global%2C%20kasus%20DBD%20pun
- Wedhaswary, I. D., & Mukaromah, V. F. (2020, June 22). Melihat Kasus DBD pada 2019 dan 2020 Saat Pandemi Virus Corona Halaman all – Kompas.com. KOMPAS.com; Kompas.com. https://www.kompas.com/tren/read/2020/06/22/193500165/melihat-kasus-dbd-pada-2019-dan-2020-saat-pandemi-virus-corona?page=all#:~:text=Perbandingan%20kasus%20tahun%202019%20dan%202020&text=Berolahraga%20Itu%20Sehat%2C%20Mengapa%20Bisa
Artikel ini telah direview oleh:
Mamat Rahmat, Amd. Kep
Programer Promkes Puskesmas Kadipaten
UPTD PUSKESMAS KADIPATEN
Jl. Perjuangan Desa Pamoyanan Kecamatan Kadipaten
Telepon (0265) 457815
Email: pkmkadipaten@gmail.com
Instagram: @puskesmaskadipatentasikmalaya