Sebagai orang tua atau pengasuh balita, memahami kondisi kesehatan anak adalah hal yang sangat penting. Salah satu kondisi yang perlu diperhatikan selain stunting adalah wasting. Data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022 menunjukkan terjadinya peningkatan persentase wasting pada anak dari 7,1% pada tahun 2021 menjadi 7,7% pada tahun 2022. Peningkatan persentase wasting pada balita juga terjadi di wilayah kerja Puskesmas Pancatengah, Kabupaten Tasikmalaya. Pada tahun 2021 terdapat 4,55% balita wasting, kemudian meningkat pada tahun 2022 menjadi 5,43 %.
Berdasarkan permasalahan tersebut, artikel ini akan memberikan informasi terkait apa itu wasting, penyebab, tanda-tanda, dampak serta cara pencegahan dan penanganannya untuk membantu orang tua atau pengasuh menjaga kesehatan balita dengan lebih baik.
Apa Itu Wasting?
Wasting merupakan kondisi kekurangan gizi akut yang menyebabkan penurunan berat badan secara drastis dan tidak sehat. Ini terjadi ketika tubuh balita tidak mendapatkan cukup kalori dan zat gizi sehingga menyebabkan penurunan berat badan yang signifikan. Wasting dapat diukur menggunakan indeks berat badan menurut tinggi badan (BB/TB) atau berat badan menurut umur (BB/U). Balita dengan wasting biasanya tampak kurus dan lemah yang dapat mempengaruhi perkembangan mereka secara keseluruhan.
Hubungan Wasting dan Stunting
Wasting dan stunting merupakan dua masalah gizi yang saling berkaitan dan saling memperburuk kondisi masing-masing. Kedua masalah gizi ini memiliki faktor risiko yang serupa. Anak yang mengalami wasting dan tidak mendapatkan penanganan yang tepat tiga kali lebih mungkin mengalami stunting. Sebaliknya, anak yang mengalami stunting memiliki risiko 1,5 kali lebih tinggi untuk menjadi wasting dibandingkan anak dengan gizi baik. Jika seorang anak mengalami kedua masalah ini secara bersamaan, risiko kematian mereka akan meningkat secara signifikan.
Penyebab Wasting pada Balita
Penyebab wasting sering kali berkaitan dengan kekurangan gizi, infeksi, dan faktor lingkungan. Berikut adalah beberapa penyebab utama wasting:
- Kekurangan Gizi: Kekurangan asupan kalori dan zat gizi penting, seperti protein, vitamin, dan mineral, dapat menyebabkan wasting. Balita yang tidak mendapatkan makanan bergizi yang cukup akan cenderung mengalami penurunan berat badan yang drastis.
- Infeksi dan Penyakit: Infeksi seperti diare, pneumonia, dan penyakit infeksi lainnya dapat memperburuk keadaan kekurangan gizi. Penyakit-penyakit ini sering mengganggu penyerapan zat gizi dan meningkatkan kebutuhan energi tubuh.
- Faktor Lingkungan dan Sosial: Kondisi hidup yang tidak memadai, kurangnya akses ke makanan bergizi, dan ketidakstabilan sosial-ekonomi juga berperan dalam terjadinya wasting. Keluarga yang menghadapi kesulitan ekonomi sering kali tidak mampu menyediakan makanan yang cukup dan bergizi untuk anak-anak mereka.
Tanda-Tanda dan Gejala Wasting
Mengenali tanda-tanda wasting pada balita sangat penting untuk intervensi dini. Gejala utama wasting meliputi:
- Penurunan berat badan: Balita wasting akan tampak lebih kurus dibandingkan teman sebayanya dan memiliki berat badan yang jauh di bawah rata-rata untuk tinggi badan mereka.
- Kelelahan dan kelemahan: Balita wasting akan tampak lemah, kurang energi, dan sering tidur lebih banyak dari biasanya.
- Tampilan Tubuh: Kulit balita yang mengalami wasting akan tampak kendur dan tulang-tulang tampak lebih menonjol karena kehilangan lemak tubuh.
- Tidak nafsu makan atau menyusu.
Dampak-Dampak Wasting
- Kekebalan tubuh rendah, sehinggamembuat anak mudah terkena infeksi penyakit
- Gangguan pertumbuhan fisik
- Gangguan perkembangan otak, yang dapat mempengaruhi kemampuan belajar dan produktivitas kerja saat dewasa
- Berisiko menderita penyakit tidak menular saat dewasa, seperti diabetes, penyakit jantung, dan lain-lain
- Berisiko kematian tinggi, anak yang mengalami gizi buruk berisiko 12 kali untuk meninggal
Cara Mencegah dan Mengatasi Wasting
Pencegahan wasting dapat dilakukan dengan memastikan balita mendapatkan asupan gizi yang cukup. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat Anda lakukan:
- Pemberian makanan bergizi: Pastikan balita mendapatkan diet yang seimbang dengan asupan protein, karbohidrat, lemak sehat, serta vitamin dan mineral. Pemberian makanan pendamping yang kaya zat gizi setelah usia enam bulan juga sangat penting.
- Pemberian ASI eksklusif: Menyusui bayi secara eksklusif selama enam bulan pertama dapat memberikan dasar zat gizi yang kuat dan melindungi dari kekurangan gizi.
- Melengkapi imunisasi dasar dan memberikan vitamin A
- Pemantauan kesehatan: Rutin memeriksakan kesehatan balita ke layanan kesehatan terdekat dan melakukan penimbangan berat badan secara berkala dapat membantu mendeteksi masalah sejak dini.
Mengenali dan memahami wasting pada balita merupakan langkah awal yang penting dalam menjaga kesehatan mereka. Dengan pemantauan yang cermat dan langkah-langkah pencegahan yang tepat, Anda dapat membantu memastikan balita Anda tumbuh dengan sehat dan kuat. Jika Anda khawatir tentang kesehatan anak Anda, jangan ragu untuk mencari bantuan ke layanan kesehatan terdekat, seperti Puskesmas, klinik atau rumah sakit. Kesehatan anak Anda adalah prioritas utama dan tindakan cepat dapat membuat perbedaan besar.
DAFTAR PUSTAKA
- Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2022). Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) Tahun 2022.
- Puskesmas Pancatengah Kabupaten Tasikmalaya. (2022). Laporan Tahunan Puskesmas Pancatengah. https://opendata.tasikmalayakab.go.id/dataset/persentase-balita-gizi-kurang-wasting-pada-setiap-puskesmas-di-kabupaten-tasikmalaya-2.
- UNICEF. (2023). Selain Stunting, Wasting Juga Salah Satu Bentuk Masalah Gizi Anak yang Perlu Diwaspadai. https://www.unicef.org.
- UNICEF. (2023). Panduan tentang wasting, salah satu masalah gizi anak. https://www.unicef.org.
Artikel Edukasi Wasting ini telah direview oleh:
Sri Nur Wahyuni, S.KM
Staf Promkes Puskesmas Pancatengah
Puskesmas Pancatengah:
Jl. Raya Pancatengah Desa Cibongas
Telp : (0265) 7581331