Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan penyakit tuberkulosis (TBC) sebagai penyakit menular paling mematikan ke-2 di dunia setelah COVID-19 dengan hampir separuh dari total kasus TBC dunia ditemukan di wilayah Asia Tenggara. Indonesia termasuk kedalam 10 negara penyumbang dua pertiga kasus TBC dunia dengan prevalensi sebesar 9,2%, menempatkannya sebagai negara dengan kasus TBC tertinggi di dunia setelah India.
Hal ini tentu sangat disayangkan mengingat TBC adalah penyakit yang dapat dicegah. Pencegahan dan penanganan TBC yang tepat dapat menyelamatkan nyawa dan mempertahankan kualitas hidup. Agar dapat melindungi diri dan orang lain dari penyakit TBC, yuk, kenali penyakit ini lebih dalam!
Apa Itu Tuberkulosis?
Tuberkulosis atau TBC adalah penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis. Bakteri ini umumnya menyerang organ paru-paru sehingga dikenal juga sebagai penyakit TB Paru. Apabila bakteri tersebut menginfeksi organ lain di luar paru-paru, seperti ginjal, kelenjar getah bening, tulang, atau selaput otak, maka dikategorikan sebagai TB Ekstra Paru.
Bakteri Mycobacterium tuberculosis ditularkan melalui percikan dahak (droplet) yang dilepaskan ke udara saat penderita TBC batuk, bersin, berbicara, bernyanyi, atau tertawa. Meski demikian, tidak semua orang yang menghirup bakteri tersebut akan mengalami gejala TBC. Individu dengan sistem imun yang baik akan dapat menghentikan pertumbuhan bakteri Mycobacterium tuberculosis sehingga bakteri menjadi tidak aktif. Kondisi ini menyebabkan infeksi TBC laten dimana individu yang terinfeksi bakteri penyebab TBC tidak mengalami gejala maupun menularkannya.
Kenali Faktor Risikonya
Beberapa kondisi berikut dapat meningkatkan risiko individu mengalami TBC, diantaranya:
- Memiliki sistem imun yang lemah, seperti anak-anak, orang lanjut usia, dan penderita penyakit tertentu (HIV/AIDS, kanker, diabetes)
- Mengalami kekurangan gizi
- Merokok
- Menggunakan NAPZA (Narkotika, Alkohol, Psikotropika, dan Zat adiktif)
- Kontak erat dengan pasien TBC, misalnya anggota keluarga pasien dan petugas kesehatan
- Tinggal di pemukiman padat dan kumuh
Kenali Gejala yang Muncul
Gejala yang muncul pada penderita TBC aktif yaitu sebagai berikut:
- Batuk lebih dari 2 minggu
- Nyeri dada saat bernapas atau batuk
- Batuk darah atau dahak (lendir)
- Kehilangan nafsu makan
- Berkeringat di malam hari
- Penurunan berat badan
- Menggigil
- Demam
- Kelelahan
Penyakit ini Dapat Disembuhkan
Penyakit Tuberkulosis dapat disembuhkan dengan penanganan yang tepat. Dokter akan menganjurkan konsumsi obat selama minimal 6 bulan dengan dosis dan frekuensi tertentu. Ketidakpatuhan minum obat sesuai anjuran dapat menyebabkan resistensi antibiotik dan masa pengobatan yang lebih lama.
Obat yang digunakan untuk penanganan TBC dapat dibagi kedalam 2 kategori, yaitu:
- Obat Primer: INH (Isoniazid), Rimfapisin, Etambutol, Streptomisin, Pirazinamid.
- Obat Sekunder: Exsionamid, Paraminisalisilat, Sikloserin, Amikasin, Kapreomisin, Protionamid, Tiazetazon, Viomisin, Kanamisin.
Pencegahannya
Berikut beberapa hal yang dapat kamu lakukan untuk mencegah penularan TBC:
- Vaksinasi BCG (Bacillus Calmette-Guerin). Di Indonesia, vaksinasi BCG termasuk dalam imunisasi wajib yang diberikan pada bayi sebelum usia 2 bulan.
- Menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), seperti mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, memastikan tempat tinggal mendapatkan sinar matahari dan sirkulasi udara yang cukup, dan menjaga daya tahan tubuh dengan mengonsumsi makanan bergizi seimbang dan berolahraga secara rutin.
- Jika mengalami gejala TBC, segera periksakan diri ke dokter untuk mendapatkan penanganan sedini mungkin dan mencegah penularan penyakit
- Penderita TBC disarankan untuk menutup mulut saat batuk dan bersin, menggunakan masker, dan membuang dahak dengan benar, yaitu dengan mengalirkan air pada wastafel, lubang WC, atau saluran tertutup lainnya.
Indonesia saat ini menargetkan untuk mengeliminasi TBC pada tahun 2030. Dengan memahami pencegahan dan penanganan TBC yang tepat, kamu dapat berpartisipasi dalam upaya ini. Terapkan perilaku hidup dan sehat dalam kehidupan sehari-hari dan berikan edukasi kepada orang-orang terdekat terkait penyakit Tuberkulosis.
Apabila kamu mencurigai adanya gejala TBC atau kontak erat dengan penderita TBC, segera periksakan ke layanan kesehatan terdekat, seperti puskemas, klinik, atau rumah sakit.
Referensi
- Kementerian Kesehatan RI. 2022. Program Penanggulangan Tuberkulosis.
- Cleveland Clinic. Diakses pada 2024. Tuberculosis.
- Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan Kemenkes RI. Diakses pada 2024. Waspada Penularan dan Gejala TBC.
- Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan Kemenkes RI. Diakses pada 2024. TBC.
- Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan Kemenkes RI. Diakses pada 2024. Mengenal Penyakit TBC.
Artikel Edukasi TBC ini dipersembahkan oleh:
Puskesmas Tinewati
Jln. Raya Barat Singapara Desa Singasari Kec. Singaparna Kab. Tasikmalaya Jawa Barat 46412
Telp/WA: 0896-2668-1133