Gandeng Relawan dari Pendidikan dan Kesehatan Masyarakat, CISDI Lahirkan Program Edukasi Rokok Berbasis Kurikulum Sekolah
“Tak hanya harus inovatif, program edukasi bahaya rokok kepada anak sekolah juga harus PROGRESIF, yakni mengintegrasikan informasi bahaya rokok ke dalam kurikulum sekolah dipadu dengan peningkatkan soft skills anak sekolah agar tidak terpengaruh tekanan sosial untuk merokok”
Center for Indonesia’s Strategic Development Initiatives (CISDI) kembali melahirkan program yang bertujuan untuk mengedukasi remaja mengenai bahaya rokok yakni PROGRESIF (Program Generasi Sehat dan Kreatif) setelah sebelumnya menjalankan program serupa, Program Generasi Kreatif: Penggerak Nusantara.
Program Generasi Sehat dan Kreatif (PROGRESIF) merupakan program promotif dan preventif untuk mencegah keinginan merokok di usia muda terutama pada anak-anak. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan mengenai bahaya rokok untuk siswa/siswi kelas 7 di sekolah lanjut tingkat pertama (SMP/MTs) terpilih di Jakarta.
Yang membedakan program ini dengan program lainnya adalah Program PROGRESIF mengintegrasikan informasi mengenai bahaya rokok ke dalam kurikulum sekolah dipadu dengan peningkatkan soft skills siswa agar tidak terpengaruh tekanan sosial untuk merokok.
Melibatkan Relawan dalam pelaksanaannya, maka Senin 12 Februari 2018 kemarin CISDI menyelenggarakan Kegiatan Capacity Building kepada 5 anak muda dari 2 disiplin ilmu berbeda yakni pendidikan dan kesehatan masyarakat. Materinya pun disusun sekomprehensif mungkin, terdiri dari:
- Kurikulum, Silabus, dan Penyusunan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran);
- Kandungan bahaya rokok;
- Dampak kesehatan dan sosial ekonomi akibat konsumsi rokok;
- Iklan rokok dan perokok pengganti; dan
- Kawasan Tanpa Rokok dan Kawasan Dilarang Merokok
Tentunya pematerinya pun bukan sembarang orang, yakni Adinuansah – Praktisi Pendidikan dengan segudang pengalaman seperti Fasilitator PSSN (Program Sekolah Sehat dan Nyaman); XL Future Leader; Young Leaders for Indonesia (YLI); dan terlibat dalam proyek Pendidikan di Riau dari Kemristekdikti – yang memberikan materi terkait bagaimana mengintegrasikan modul edukasi bahaya rokok dengan kurikulum sekolah.
Tidak kalah hebatnya terdapat Egi Abdul Wahid, Program Management Coordinator CISDI yang juga merupakan Alumni Pencerah Nusantara dan Mahidol University; pengalaman dalam bidang pengendalian tembakau pun tak perlu diragukan – yang memberikan materi terkait edukasi bahaya rokok.
“Sangat menyenangkan bisa menjadi salah satu peserta Workshop Relawan Progresif, bisa bertemu dan belajar langsung dari fasilitator-fasilitator keren CISDI, mengikuti proses belajar yang santai, mendapat banyak pemahaman dan pengetahuan baru tentang sistem kurikulum pendidikan di Indonesia dan informasi tentang rokok yang memiliki banyak dampak negatif terhadap kesehatan, sosial, dan ekonomi”, kesan dari Athifah – Relawan PROGRESIF, Alumni Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin.
Azma – Relawan PROGRESIF, Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menyatakan bahwa pendekatan edukasi rokok pada anak sekolah melalui kurikulum sekolah dengan guru sebagai fasilitatornya yang dilakukan CISDI terbilang baru menurutnya. Selama ini, edukasi rokok yang diketahuinya cuma dari sisi kebijakan dan atau dengan cara konvensional seperti promosi kesehatan.
“Kalau dari sisi pendidikan jadi tahu cara membuat RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran), saya juga jadi tahu kalau perencanaan pendidikan itu kompleks sekali dan ternyata pendidikan itu berhubungan dengan bidang kesehatan. Mengembangkan kesehatan tidak cuma dari sisi medis atau preventif saja, tapi pendidikan juga berperan penting”, tambahnya.