Tingkatkan Penemuan Kasus Tuberkulosis, Mahasiswa FKM Galakkan Edukasi Kesehatan

Tuberkulosis merupakan salah satu penyakit menular yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Bahkan menurut data Organisasi Kesehatan Dunia Tahun 2023 menyatakan bahwa Indonesia menduduki peringkat kedua tertinggi jumlah kasus terbanyak pengidap tuberkulosis. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia telah berkomitmen untuk melaksanakan percepatan bebas tuberkulosis dengan mencapai target 90 persen penemuan kasus tuberkulosis. Dan di tahun 2022, realisasi penemuan kasus TB sudah mencapai 74,7% dengan jumlah 724.309 kasus. Sehingga dibutuhkan keterlibatan provinsi dan Kab/ Kota untuk membantu dalam percepatan penemuan kasus tuberkulosis.

Oleh karena itu, Kelompok 7 MBKM Peminatan Administrasi Kebijakan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Andalas melaksanakan Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka di Wilayah Kerja Puskesmas Pakan Rabaa, Kabupaten Lima Puluh Kota pada Kamis (07/12/23). Kegiatan ini dilaksanakan pada pukul 08.00-09.30 WIB. Adapun kelompok 7 MBKM AKK beranggotakan 5 orang, yakni Siti Rahmawati Ayunda sebagai Ketua, Salsabila sebagai Sekretaris, Sri Mulyaningsih sebagai Bendahara, Siti Latifa Suri dan Reyhanisnya sebagai Media dan Desain, serta Dosen Pembimbing Lapangan yakni Ch. Tuty Ernawati, S.K.M., M.Kes.

Pelaksanaan MBKM ini berupa penyuluhan penyakit tuberkulosis kepada masyarakat yang melakukan pelayanan kesehatan di Puskesmas Pakan Rabaa. Kegiatan dimulai dengan registrasi peserta, kemudian penyampaian materi mengenai Tuberkulosis seperti gejala TB penularan TB, cara pencegahan TB, cara pemeriksaan TB dan pengobatan TB. Saat penyampaian materi ini masyarakat ditegaskan untuk mengenali TB dengan baik melalui gejala yang sudah dipaparkan seperti batuk terus menerus, batuk berdahak bisa bercampur darah, nyeri dada, nafsu makan menurun dan demam meriang. Jika terdapat saudara, keluarga atau tetangga yang memiliki gejala seperti yang disampaikan, masyarakat diminta melaporkan hal tersebut kepada Kader TB, Bidan Desa Perjorong ataupun langsung ke Puskesmas dengan tujuan membantu puskesmas dalam penemuan kasus TB dan mencegah menularnya penyakit TB pada masyarakat sekitar.

Melalui penyuluhan ini, masyarakat juga dianjurkan untuk lebih peka terhadap lingkungan, karena Tuberkulosis tidak hanya menyerang diri sendiri tetapi juga berdampak kepada orang lain. Apabila berada diluar, baik penderita TB atau bukan wajib menggunakan masker untuk mencegah penularan TB, karena saat penderita TB batuk atau bersin tanpa menutup mulut, bakteri akan tersebar ke udara. Dalam sekali batuk dengan adanya dahak, dapat mengandung sampai 3500 kuman dan saat bersin mengandung 4500-1 juta kuman.

Kegiatan penyuluhan TB ini sangat bagus untuk masyarakat karena masyarakat menjadi lebih paham mengenai penyakit tuberkulosis, sehingga nantinya dapat mencegah serta menanggulangi penyakit TB dengan kesadaran melakukan pemeriksaan dini secara mandiri,” ungkap Siti Rahmawati Ayunda selaku Ketua Kelompok 7 MBKM AKK. Selain penyampaian materi, juga dilakukan diskusi dengan masyarakat untuk membentuk pemahaman masyarakat terhadap penyakit TB. Masyarakat sangat antusias dalam menyampaikan dan menjawab pertanyaaan yang diberikan, masyarakat yang paling aktif juga diberikan apresiasi oleh kelompok.

Setelah penyuluhan, masyarakat diberikan leaflet dengan judul “Ayo Cegah TB!” yang dibuat oleh kelompok dengan tujuan setelah penyuluhan ini, tidak hanya masyarakat yang hadir dapat mengetahui TB tapi keluarga mereka juga dapat mendapatkan pengetahuan TB dari leaflet tersebut. Sedangkan, Puskesmas Pakan Rabaa diberikan Banner dan Poster tentang penyakit Tuberkulosis untuk digunakan sebagai media edukasi puskesmas pada masyarakat yang datang ke fasilitas pelayanan kesehatan Puskesmas Pakan Rabaa.

Yuk Share Postingan Ini:
Amrullah Jabar
Amrullah Jabar

Editor Kesmas-ID

Articles: 135

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *