Remaja putri (rematri) pada masa pubertas sangat berisiko mengalami anemia. Hal ini disebabkan banyaknya zat besi yang hilang selama menstruasi. Selain itu diperburuk oleh kurangnya asupan zat besi, dimana zat besi pada rematri sangat dibutuhkan tubuh untuk percepatan pertumbuhan dan perkembangan. Rematri yang menderita anemia lebih berisiko mengalami anemia pada saat hamil dan berisiko pada kondisi bayi yang dilahirkan. Sehingga penting dan perlu mengenal bahaya dan upaya pencegahan masalah anemia sedari remaja.
Apa itu Anemia?

Anemia adalah suatu kondisi tubuh dimana kadar hemoglobin (Hb) dalam sel darah merah lebih rendah dari standar yang seharusnya. Untuk Rematri dikatakan anemia apabila Hb < 12 gr/dl. Hemoglobin berfungsi untuk mengikat oksigen dan menghantarkan oksigen ke seluruh sel jaringan tubuh, termasuk otot dan otak untuk melakukan fungsinya. Seseorang menderita anemia biasanya ditandai dengan 5 L yaitu lesu, lelah, letih, lemah dan lunglai.
Mengapa Remaja Putri Rentan Anemia?
Ada beberapa faktor utama yang membuat rematri mudah terkena anemia, yaitu:
• Rematri mengalami menstruasi, sehingga kehilangan banyak darah.
• Sedang tumbuh sangat pesat sehingga perlu zat gizi lebih banyak.
• Kurang asupan kaya zat besi dan protein dalam makanan sehari-hari.
• Sering melakukan diet yang keliru untuk menurunkan berat badan.
Dampak Anemia

Anemia bukan sekadar rasa lemas biasa. Jika dibiarkan, anemia pada remaja putri dapat berdampak serius, antara lain:
• Menurunkan konsentrasi dan prestasi belajar.
• Mengganggu pertumbuhan dan perkembangan.
• Meningkatkan risiko anemia saat hamil.
• Membahayakan kesehatan ibu dan bayi, bahkan berisiko komplikasi persalinan serta kematian ibu dan anak.
Suplementasi Tablet Tambah Darah (TTD)

TTD merupakan suplemen yang mengandung zat besi dan asam folat. Program pemberian TTD diberikan pada remaja putri usia 12–18 tahun di sekolah, dengan dosis pencegahan satu tablet per minggu selama 52 minggu.
Agar lebih efektif, perhatikan hal berikut:
• Harus disertai dengan penerapan asupan makanan bergizi seimbang, cukup protein dan kaya zat besi.
• Minum TTD dengan air putih.
• Konsumsi buah-buahan sumber vitamin C (jeruk, pepaya, manga, jambu biji, dll) untuk meningkatkan penyerapan TTD lebih efektif.
• Jangan minum TTD dengan teh, kopi atau susu karena akan menghambat penyerapan zat besi.
• Bila perut terasa perih, mual serta tinja berwarna kehitaman, tidak perlu khawatir karena tubuh akan menyesuaikan. Untuk meminimalkan efek samping tersebut, jangan minum TTD dalam kondisi perut kosong.
Menjaga kesehatan remaja putri dari bahaya anemia merupakan investasi penting untuk masa depan, baik bagi diri sendiri maupun generasi berikutnya. Dengan membiasakan pola makan bergizi seimbang, rajin mengonsumsi Tablet Tambah Darah (TTD), serta rutin memeriksakan kadar hemoglobin, remaja putri dapat tumbuh sehat, berprestasi, dan kelak menjadi calon ibu yang kuat. Pencegahan anemia bukan hanya tanggung jawab individu, tetapi juga keluarga, sekolah, dan masyarakat agar tercipta generasi yang sehat, cerdas, serta produktif.
Referensi
Kemenkes, R. I. (2016). Buku pedoman pencegahan dan penanggulangan anemia pada remaja putri dan wanita usia subur (WUS). Direktorat Jendral Kesehatan Masyarakat, Jakarta.
Kemenkes, R.I. (2020). Pedoman Pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) Bagi Remaja Putri Pada Masa Pandemi COVID-19 Bagi Tenaga Kesehatan. Direktorat Jendral Kesehatan Masyarakat, Jakarta.
Artikel ini direview oleh:
Yuni Yuniar, S.K.M.
Tenaga Promkes Puskesmas Jatiwaras
Puskesmas Jatiwaras
Jl. Raya Papayan-Cikatomas Desa Jatiwaras, Kabupaten Tasikmalaya Kecamatan Jatiwaras, Jawa Barat 46185
No Telp: 0822-3333-6922



