Waspada Flu Singapura Cepat Menyebar, Bagaimana Mencegahnya?

Apa itu Flu Singapura?

Flu Singapura atau nama ilmiahnya disebut Hand, foot, and mouth disease (HFMD) dikenal juga dengan penyakit tangan kaki mulut. Penyakit ini berbeda dengan flu pada umumnya yang disebabkan oleh virus influenza, akan tetapi disebabkan oleh virus dari genus Enterovirus. Spesies enterovirus yang paling sering menyebabkan HFMD adalah Coxsackievirus dan Human Enterovirus 71 (HEV 71). Dikenal dengan Flu Singapura karena pernah menjadi wabah di Singapura ke berbagai negara pada tahun 1957 serta gejalanya hampir sama dengan flu pada umumnya ditambah dengan munculnya ruam bintik merah pada kulit dikarnakan virus penyebab HFMD hidup di cairan hidung dan tenggorokan, air liur, tinja, serta cairan dari lepuh pada kulit.

Flu Singapura menyerang siapa saja?

HFMD dapat menyerang siapa saja, tetapi lebih banyak dialami oleh anak-anak berusia di bawah 10 tahun, terutama anak yang sering dititipkan di fasilitas penitipan anak. Orang dewasa dan orang dengan sistem kekebalan tubuh baik mungkin saja terinfeksi virus HFMD namun tidak menunjukkan gejala sama sekali (asimtomatik) namun berpotensi sebagai pembawa (carrier)  dan menyebarkan virus HFMD.

Gejala HFMD / Flu Singapura

Apa saja gejala HFMD / Flu Singapura ?

Penderita flu Singapura bisa mengalami beberapa atau seluruh gejala berikut:

  1. Demam
  2. Sakit tenggorokan
  3. Sariawan yang terasa nyeri di lidah, gusi, dan bagian dalam pipi
  4. Hilang nafsu makan
  5. Ruam merah yang tidak terasa gatal, terkadang disertai lepuhan di telapak tangan, telapak kaki, dan bokong
  6. Rewel
  7. Nyeri perut
  8. Batuk

HFMD umumnya diawali dengan demam, nyeri tenggorokan/menelan, nafsu makan yang menurun, dan nyeri/tidak enak badan. Setelah demam satu sampai dua hari, timbul bintik-bintik merah di rongga mulut (umumnya berawal di bagian belakang langit-langit mulut) yang kemudian pecah menjadi sariawan. Kemudian, 1-2 hari timbul juga ruam-ruam kulit dan bintik-bintik merah di telapak tangan dan kaki.  ruam dapat juga timbul di tungkai, lengan, bokong dan kulit sekitar kemaluan.

Pada beberapa kasus HFMD dapat menyebabkan komplikasi yang berat. Lesi di daerah mulut dapat menyebabkan kesulitan minum dan makan sehingga anak mengalami dehidrasi. Beberapa laporan menyebutkan kasus HFMD berat seperti meningitis (radang selaput otak) dan ensefalitis yang mengakibatkan pasien harus dirawat intensif atau bahkan mengakibatkan kematian.

Beberapa penelitian menunjukkan HEV 71 merupakan strain tersering penyebab HFMD berat. Beberapa laporan kasus lainnya menunjukkan HFMD dapat menyebabkan komplikasi berupa lepasnya kuku jari tangan dan kaki dan terjadi beberapa minggu setelah fase akut HFMD. Meskipun demikian, kelainan ini bersifat sementara dan kuku dapat tumbuh kembali.

Bagaimana HFMD ditularkan ?

Penderita HFMD dapat menyebarkan virus HFMD melalui sekret/cairan hidung (ingus), tenggorokan (ludah, dahak), lesi kulit yang pecah, dan dari kotorannya. Penyebaran ini mudah terjadi bila terdapat kontak erat dengan penderita, melalui udara, kontak dengan kotoran pasien, dan kontak dengan objek atau permukaan yang tercemar oleh virus HFMD . Penderita HFMD umumnya sangat menularkan virus pada minggu pertama sakit. Beberapa pasien bahkan masih menularkan virus beberapa hari atau minggu setelah gejala dan tanda infeksi hilang.

Aktifitas yang dapat menularkan virus HFMD adalah

  1. Berbagi alat makan atau minum dengan penderita
  2. Tidak sengaja menghirup percikan liur ketika penderita bersin atau batuk
  3. Menyentuh mata, hidung, atau mulut tanpa mencuci tangan terlebih dahulu setelah menyentuh tinja penderita (misalnya ketika mengganti popok bayi)
  4. Menyentuh benda yang terkontaminasi virus, lalu menyentuh mata, hidung, atau memasukkan jari ke dalam mulut tanpa mencuci tangan terlebih dahulu
Cegah HFMD / Flu Singapura

Bagaimana cara mencegah terkena infeksi virus HFMD ?

Tidak ada pencegahan khusus untuk HFMD dan sampai saat ini, belum ditemukan vaksin untuk mencegah HFMD, tetapi risiko tertular dapat diturunkan dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan melakukan kegiatan berikut ini

  1. Rutin mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun, khususnya setelah BAB, mengganti popok anak, menyiapkan makanan, dan sebelum makan
  2. Tidak berbagi alat makan dan minum, serta kontak dekat dengan seseorang yang sedang sakit
  3. Menutup mulut dan hidung ketika bersin atau batuk, bisa dengan memakai tisu atau menggunakan lipat siku bagian dalam
  4. Rutin membersihkan benda yang dapat menjadi media penularan virus seperti gagang pintu, meja, dan remote tv, dengan benar
  5. Beristirahat di rumah bila sedang mengalami gejala flu Singapura, sampai kondisi benar-benar pulih

Apa pengobatan untuk penyakit HFMD ?

Tidak ada pengobatan khusus untuk HFMD, pengobatan bersifat simptomatik untuk mengatasi keluhan yang ditimbulkannya. Parasetamol dapat diberikan untuk mengatasi demam dan nyeri. Kompres hangat dan pemberian minum yang lebih sering juga membantu menurunkan demam anak. Pada anak yang lebih besar, kumur-kumur dengan obat kumur dapat mengurangi nyeri akibat luka-luka di mulut.

Mudahnya penyebaran virus HFMD terutama pada anak-anak sehingga penderita HFMD sebaiknya diisolasi untuk mencegah penularan lebih lanjut. Kejadian luar biasa/KLB (outbreak) dapat terjadi di berbagai negara dan lebih sering ditemukan di beberapa negara di Asia Tenggara, terutama di lingkungan tertutup dan padat seperti sekolah, panti asuhan, asrama, pondok pesantren, dan tempat penitipan anak. Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) perlu dipraktekkan untuk mencegah penularan.

Referensi :

Artikel edukasi HFMD ini dipersembahkan oleh :

Puskesmas Parungponteng

Direview oleh :

Ai Nurkamila,A.Md.Kes

Programer Promkes Parung Ponteng

Puskesmas Parungponteng

Jl. Raya Parungponteng 01/01 Desa/Kec. Parungponteng Kab. Tasikmalaya

 WA: 085797135695  IG:@pkmparpon Facebook: Puskesmas Parungponteng

Yuk Share Postingan Ini:
Novita Sari
Novita Sari
Articles: 6

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *