Cegah Permasalahan Gizi pada Balita dengan Pemberian Makanan Tambahan (PMT)

Meskipun angka malnutrisi turun dalam sepuluh tahun terakhir, saat ini Indonesia masih memiliki angka malnutrisi ibu dan anak yang tertinggi di dunia. Tantangan utama gizi anak Indonesia yaitu bayi dengan berat badan rendah, stunting, wasting atau terlalu kurus untuk anak seusianya, serta obesitas.

Meskipun angka malnutrisi turun dalam sepuluh tahun terakhir, saat ini Indonesia masih memiliki angka malnutrisi ibu dan anak yang tertinggi di dunia. Tantangan utama gizi anak Indonesia yaitu bayi dengan berat badan rendah, stunting, wasting atau terlalu kurus untuk anak seusianya, serta obesitas. Berdasarkan data Unicef tahun 2023, prevalensi balita dengan kondisi wasting sebesar 8,5% dan balita stunting 21,5%.

Masalah gizi disebabkan oleh berbagai faktor seperti pola asuh yang kurang tepat, kurangnya pengetahuan, sulitnya akses ke pelayanan kesehatan, kondisi sosial ekonomi yang secara tidak langsung dapat memengaruhi akses terhadap makanan bergizi, dan akses terhadap layanan kesehatan. Penyebab langsung yang memengaruhi masalah gizi yaitu kekurangan asupan makanan yang bergizi. Untuk itu pada tahun 2018, Kementerian Kesehatan RI melaksanakan launching kegiatan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) berbahan pangan lokal bagi ibu hamil dan balita. Kegiatan ini dilaksanakan guna memperolah pemahaman yang sama dalam melaksanakan kegiatan PMT.

Tujuan dari PMT yaitu memastikan tumbuh kembang anak sesuai umurnya, mencegah stunting, memastikan ibu hamil mendapatkan nutrisi yang cukup untuk mendukung pertumbuhan janin, serta mencegah kekurangan gizi pada balita yang dapat mengambat perkembangan fisik dan kognitif. Adanya PMT berbahan pangan lokal bukan untuk menggantikan makanan utama. PMT diberikan setiap hari sedikitnya 1 kali makanan lengkap dalam seminggu dan sisanya makanan ringan. Sasaran dari PMT berbahan pangan lokal ini yaitu balita gizi kurang, balita berat badan kurang dan balita dengan berat badan tidak naik. PMT diharapkan membantu menaikkan berat badan balita agar mengikuti kurva pertumbuhan normal dan mencegah stunting.

PMT berbahan pangan lokal ini diselenggarakan oleh Dinas Kesehatan dan Puskesmas. Dalam pelaksanaan di lapangan, PMT dilakukan di Posyandu, fasilitas pelayanan kesehatan, Kelas Ibu Balita, atau melalui kunjungan rumah oleh kader/nakes/mitra. Kolaborasi dan kerjasama berbagai pihak baik pemerintah pusat, pemerintah daerah, masyarakat, swasta, dan mitra memiliki potensi besar dalam Gerakan Anak Sehat sehingga pelaksanaan PMT berbahan lokal kedepannya dapat berjalan dengan masif dan semakin luas.

Referensi :

Kementerian Kesehatan. (2018). Pendidikan Gizi dalam Pemberian Makanan Tambahan Lokal Bagi Ibu Hamil dan Balita. Diakses pada 18 Oktober 2024. https://gizikia.kemkes.go.id/assets/file/pedoman/juknis-pmt-lokal.pdf

Kementerian Kesehatan. (2023). Pemberian Makanan Tambahan pada Balita. Diakses pada 18 Oktober 2024, dari        https://ayosehat.kemkes.go.id/pemberian-makanan-tambahan-pada-balita

 
Artikel ini telah direview oleh:
Gina Marliyana, S.KM.
Tenaga Promkes Puskesmas Cibalong
 
Puskesmas Cibalong
Cibalong, Kec. Cibalong, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat 46185
Telp : 0821-1547-6741

Yuk Share Postingan Ini:
auliasuffah
auliasuffah
Articles: 13

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *