Meski Gratis, Layanan Deteksi Dini Kanker Rahim Ini Masih Jarang Dimanfaatkan Masyarakat

Tingkat kesadaran masyarakat melakukan IVA test masih sangat rendah, jelas Sekteraris Dinas Kesehatan Kota (DKK), meskipun layanan ini Gratis.

Layanan deteksi dini kanker rahim yang sering disebut Inspeksi Visual dengan Asam Asetet (IVA) test, diketahui belum banyak diakses masyarakat, kendati fasilitasi ini diberikan secara gratis. Padahal, pemeriksaan dini potensi kanker rahim ini, sangat penting bagi kalangan ibu-ibu berusia lebih dari 40 tahun yang tergolong rentan menderita penyakit mematikan itu.

Tingkat kesadaran masyarakat melakukan IVA test masih sangat rendah, jelas Sekteraris Dinas Kesehatan Kota (DKK), Purwanti menjawab wartawan, di Balaikota, Rabu (12/4/2017), sehingga perlu upaya lain menggerakkan minat warga. Kemungkinan terbaik memperluas jangkauan layanan IVA test, melakukan jemput bola lewat program ketuk pintu dengan mendatangi rumah-rumah penduduk melakukan pemeriksaan di rumah masing-masing.

Berdasar pengalaman sebagimana dilakukan dalam penanganan pengidap Tuberkoluse (TB), program ketuk pintu, menurutnya, cukup efektif. Tingkat kesadaran penderita TB untuk memeriksakan diri, selama ini juga relatif rendah, namun melalui program ketuk pintu, ratusan pasien baru dapat terlayani secara maksimal. “Sistem ketuk pintu juga akan diterapkan dalam pelayanan IVA test, dengan menggandeng pengurus PKK di tingkat Rukun Tetangga (RT),” jelas Purwanti sembari menyebutkan, selain pula meningkatkan intensitas sosialisasi.

Berbeda dengan layanan cek laboratorium gratis, termasuk general check up, menurutnya, sejak diluncurkan awal tahun 2016 lalu, minat masyarakat cukup tnggi, yakni sekitar 150 orang per hari. Peminat layanan cek laboratotium gratis tak saja sebatas masyarakat berpenghasilan rendah, tetapi juga kalangan Pegawai Negeri Sipil (PNS) ber-Kartu Tanda Penduduk (KTP) Solo dengan usia lebih dari 40 tahun.

Peningkatan minat masyarakat memeriksakan kesehatan diri sebelum menderita sakit, dinilai sangat postif terkait dengan spirit Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) yang sejatinya memang sebagai fasilitas layanan kesehatan bersifat preventif. Selama ini, layanan kesehatan di Puskesmas, cenderung bersifat kuratif, sebab masyarakat yang datang pada umumnya untuk berobat atas penyakit yang dideritanya.

Sekarang, warga yang datang ke Puskesmas tak saja pasien yang tengah menderita sakit, tetapi juga kelompok masyarakat dalam kondisi sehat untuk memeriksakan kesehatan diri secara dini. Mencegah penyakit sejak awal, jauh lebih efektif dalam menciptakan masyarakat yang sehat, ketimbang datang ke fasilitas layanan kesehatan setelah menderita sakit. Pun biaya yang diperluakan relatif lebih murah.

SUMBER

Yuk Share Postingan Ini:
Putri Awaliana Mukhlis, SKM
Putri Awaliana Mukhlis, SKM

Bachelor of Public Health Grade Years 2012

Articles: 58

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *