Diseminasi Hasil Pengukuran dan Publikasi Data Stunting: Bentuk Aksi 7 Konvergensi Pencegahan dan Penurunan Stunting di Kabupaten Bangka Tahun 2024

Diseminasi hasil pengukuran dan publikasi data stunting tingkat Kab. Bangka dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Bangka.

Diseminasi hasil pengukuran dan publikasi data stunting tingkat Kabupaten Bangka  kembali  dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Bangka di  hari Selasa  tanggal 10 Desember 2024, kegiatan ini  secara resmi  dibuka oleh PJ Bupati  Bangka  M Haris, AR, AP   didampingi oleh Plt Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bangka  Nora Sukma Dewi, SKM, MKM, M.Biomed.Sc.  Dalam  pertemuan     ini  juga dihadiri oleh  Kepala OPD, Ketua Forum Bangka Sehat, TP PKK, Camat, Kepala desa lokus stunting, Kepala puskesmas, petugas Gizi puskesmas, Organisasi Profesi kesehatan IDI, IBI, IAKMI dan  Persagi  serta lintas sector dan lintas program terkait stunting. Narasumber pertemuan berasal dari Bappeda   Bangka, Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung DPD Persagi Bangka Belitung  dan Dinas Kesehatan Kabupaten Bangka. 

M Haris dalam sambutannya  menyebutkan aksi 7 pengukuran status gizi dan publikasi angka stunting  sebagai upaya Kabupaten Bangka  untuk memperoleh data prevalensi stunting terkini pada skala layanan puskesmas, kecamatan, dan desa. Hasil pengukuran tinggi badan anak di bawah lima tahun serta publikasi angka stunting digunakan untuk memperkuat komitmen pemerintah daerah dan masyarakat dalam gerakan bersama penurunan stunting. 

Selanjutnya penanggung jawab pengukuran dan publikasi stunting yaitu Kepala Dinas Kesehatan melaporkan bahwa Dinas Kesehatan telah  melakukan pengukuran status gizi setiap bulan secara rutin  dan penimbangan balita di bulan Agustus 2024 diambil sebagai laporan tahunan dikarenakan data tertinggi di tahun 2024 yang sudah selesai di cleaning data. Adapun tujuan dari pengukuran dan publikasi data stunting untuk mengetahui status gizi anak sesjuai umur, mengukur prevalensi stunting di tinglat desa, kecamatan dan kabupaten/kota secara berkala yang dilaporkan secara berjenjang mul;ai dari posyandu sampai ke Dinas Kesehatan.

Hasil  pengukuran tinggi badan balita diinput dalam aplikasi elektronik pencatatan dan pelaporan gizi berbasis masyarakat (e-PPGBM) SIGIZI Terpadu yang di  input  oleh petugas gizi  puskesmas di  Kabupaten Bangka, jika ada data yang bermasalah gizi  maka petugas gizi puskesmas dan Dinas Kesehatan akan melakukan konfirmasi dan validasi. Data yang diinput selain data status  gizi balita juga data riwayat tindakan terhadap balita yang bermasalah gizi lalu  di analisa faktor faktor determinan penyebab masalah gizi  untuk  diintervensi sesuai penyebabnya.  

Berdasarkan hasil pengukuran status gizi balita didapatkan  prevalensi stunted pada balita semuanya dibawah 20% atau berada di batas  kategori aman ( ≥ 20% kronis) yang berarti tidak memiliki masalah kesehatan masyarakat, dari 81 desa/kelurahan didapatkan kategori sedang  (prevalensi 10-20%) sebanyak 0%,  kategori ringan  dengan prevalensi  5-10% sebanyak  3.70%  dan kategori sangat ringan (96.29%), data status gizi di aplikasi ePPGBM  bersifat realtime  berubah setiap hari dan bulan  karena dinamis.

Narasumber dari Bappeda Bangka Diah Asrina, SIP menyatakan bahwa dalam 8 misi Visi Presiden dan Wakil Presiden: “Bersama Indonesia Maju Menuju Indonesia Emas 2045”.  Visi tersebut akan diwujudkan dengan 8 Misi yang disebut Asta Cita. Program  Percepatan Pencegahan dan Penurunan Stunting masih masuk dalam salah satu misi nomor 4   “Cita ke-4”, yaitu: “Memperkuat pembangunan sumber daya manusia (SDM), sains, teknologi, pendidikan, kesehatan, prestasi olahraga, kesetaraan gender, serta penguatan peran perempuan, pemuda, dan penyandang disabilitas”.

Peran PERSAGI (Persatuan Ahli Gizi Indonesia) sangat penting dalam pengukuran dan publikasi data stunting dalam arahannya Ketua DPD PERSAGI Provinsi Kepulauan Bangka Belitung  DR Zenderi Wardhani, S,Gz, M.Si menyatakan bahwa ada 3 peran  PERSAGI dalam standarisasi pengukuran yaitu pelatihan berkala dimana PERSAGI ikut serta dalam penyusunan modul pelatihan terkait teknik pengukuran stunting yang akurat;  Penyusunan panduan menerbitkan panduan terstandar untuk pengukuran stunting di lapangan; Monitoring kualitas  yaitu melakukan pemantauan berkala terhadap kualitas pengukuran di berbagai daerah.

 Dari data yang diunduh di ePPGBM  secara by name by address  dengan  sasaran balita sebesar  24.253  anak,  jumlah balita yang diukur tinggi badannya dengan antropometri  sebanyak 24.217  balita (99.8%) dengan  prevalensi  stunting pada balita sebesar  0.99% ( 240 anak),  sedangkan prevalensi stunting baduta (dibawah dua tahun) sebesar  0.71%  atau sebanyak  56 anak (sumber data  e PPGBM di unduh tanggal  28 September 2024)

Sebagai tindaklanjut dari hasil pengukuran status gizi terutama  prevalensi stunting balita  di  juga di sosialisasikan pada saat advokasi dan monev desa lokus stunting di 10 desa di Kabupaten Bangka.  Di wilayah kecamatan juga di diseminasikan  pada setiap pertemuan  baik  pada saat SMD, mini lokakarya bulanan dan pertemuan lintas  program maupun lintas sector OPD terkait, serta  dipublikasi juga  melalui saluran informasi media elektronik maupun media sosial baik di tingkat kabupaten, kecamatan, puskesmas dan desa  di Kabupaten Bangka.

Materi selanjutnya dari Kasi Gizi dan KIA Dinkes Provinsi Itsnataini,MM.Kes dalam paparannya menyebutkan bahwa dalam upaya percepatan pencegahan dan penurunan stunting dibutuhkan upaya bersama secara konvergen yang terus dilakukan di masyarakat untuk percepatan pencegahan penurunan stunting. Semua sekolah dan pesantren setingkat SMP SMA melaksanakan aksi bergizi untuk peningkatan konsumsi Tablet Tambah Darah (TTD), Semua ibu hamil melakukan pemeriksaan kehamilan dan mengonsumsi TTD.Semua puskesmas mampu menangani ibu hamil anemia dan ibu hamil KEK  agar bayi lahir > 48 cm dan > 2500 gr. Desa berkontributsi dalam penanganan  ibu hamil anemia dan ibu hamil KEK. Semua balita dipantau pertumbuhan setiap bulan dan hasil pengukuran antropometri di input ke Sigizi Terpadu. Semua posyandu aktif dan mampu melakukan pemantauan pertumbuhan setiap bulan. Semua kader mampu mendeteksi balita dengan perlambatan pertumbuhan. Semua balita yang mengalami perlambatan pertumbuhan diberikan intervensi secepatnya. Desa berkontribusi dalam penanganan balita yang mengalami perlambatan  pertumbuhan dan Lintas sektor terkait mendukung intervensi spesifikmelalui peran di bidangnya  masing-masing termasuk perbaikan hygiene dan sanitasi

Diharapkan  dengan diseminasi  pengukuran dan  publikasi data stunting tahun  ini  ke semua  media informasi dan online dapat  menjadi dasar penyusunan perencanaan program kegiatan terkait stunting yang akan dilaksanakan selama  tahun berjalan maupun tahun berikutnya, menggalang kerja sama dan koordinasi antar-petugas Puskesmas,  meningkatkan motivasi petugas petugas Puskesmas dalam pelaksanaan integrasi kegiatan stunting dengan OPD terkait penurunan stunting.

Yuk Share Postingan Ini:
Desi Yanti SKM, MKM.
Desi Yanti SKM, MKM.

Nutrisionis, Subkoordinator Gizi Dinkes Bangka

Articles: 27

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *