Mahasiswa KKN Universitas Siliwangi bersama Puskesmas Cipatujah menyelenggarakan sosialisasi pencegahan stunting pada 08/07/2024. Kegiatan berlangsung di Aula Desa Nangelasari, dengan narasumber Bidan Nia Kurnia Lestari,S.Tr.Keb, dihadiri sebanyak 25 peserta diantaranya adalah kader, PKK, Tokoh Masyarakat dan Kepala Dusun. Selama pemaparan materi berlangsung peserta sangat aktif dalam diskusi, lalu apa yang membuat peserta aktif berdiskusi? Mari kita simak.
Bidan Nia Kurnia Lestari menyampaikan bahwa stunting adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang, yang ditandai dengan panjang atau tinggi badannya berada dibawah standar yang ditetapkan. Masalah kesehatan bayi dan ibu hamil terjadi sebelum lahir dan sesudah lahir, sekitar 23% anak lahir dengan kondisi sudah stunting, akibat ibu hamil sejak masa remaja kurang gizi dan anemia. Stunting meningkat signifikan pada usia 6-23 bulan, akibat kurang protein hewani pada makanan pendamping ASI (MP-ASI) yang mulai diberikan sejak usia 6 bulan.
Lalu intervensi apa yang dilakukan dalam upaya penurunan stunting? Intervensi pertama dilakukan sebelum lahir. Konsumsi TTD (Tablet Tambah Darah) pada remaja putri dan khusus ibu hamil mengkonsumsi 90 tablet TTD selama kehamilan,hal ini bertujuan menghindari anemia. Anemia yang ditandai dengan rendahnya kadar hemoglobin dapat mengganggu suplai oksigen pada ibu hamil sehingga turut meningkatkan risiko terjadinya kelahiran prematur. Intervensi lainnya ibu hamil yang mengalami Kurang Energi Kronik (KEK) mendapatkan asupan gizi.
Intervensi yang dilakukan sesudah lahir diantaranya:
- Bayi usia kurang dari 6 bulan mendapat ASI Eksklusif. ASI sangat berperan penting dalam pertumbuhan anak, fungsi ASI yaitu mengupayakan pertumbuhan yang optimal, memenuhi semua kebutuhan bayi, dan meningkatkan daya tahan tubuh
- Anak usia 6-23 bulan mendapat Makanan Pendamping ASI (MP-ASI sesuai standar)
- Balita dipantau pertumbuhan dan perkembangannya
- Balita gizi kurang mendapat tambahan asupan gizi
- Balita gizi buruk mendapat pelayanan tata laksana gizi buruk
- Bayi memperoleh imunisasi dasar lengkap
Tidak hanya itu, intervensi lainnya seperti 100% rumah tangga mendapat akses air minum layak di Kab/ Kota Prioritas, mendapat akses sanitasi (air limbah domestik) layak di Kab/ Kota Prioritas dan menghentikan BAB sembarangan. Selain akses air bersih, akses informasi terhadap stunting diharapkan lebih mudah diakses dan dipahami.
Peran posyandu sangat penting dalam penekanan angka kematian ibu dan bayi serta pencegahan stunting. Posyandu tidak hanya sekedar memberikan vitamin A, tablet tambah darah dan obat cacing tapi juga untuk mengetahui anak sehat atau tidak, bagaimana pencegahan gangguan pertumbuhan pada anak, serta mendapatkan informasi kesehatan ibu dan anak, semua akan didapat ketika berkunjung ke posyandu. Posyandu didampingi oleh tenaga kesehatan dan kader sedikitnya 5 orang.
Diharapkan apabila ada balita dengan status pertumbuhan tidak naik segera melapor ke tenaga kesehatan untuk mendapatkan rujukan ke puskesmas/ fasilitas kesehatan.
Mari bersama-sama kita lawan stunting! Kecamatan Cipatujah zero stunting! Cegah stunting itu penting!
Artikel ini sudah direview oleh:
Veby Yunisa Agnia, S.K.M.
Programer Promkes Puskesmas Cipatujah
Puskesmas Cipatujah
Alamat: Jl. Raya Cipatujah No.123, Cipatujah, Kec. Cipatujah, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat 46189
Telepon : (0265) 7580480
Website : puskesmascipatujah@blogspot.co.id e-mail : pkmcipatujah@gmail.com
Mantap kak dan ilmunya sangat bermanfaat sekali, ditunggu artikel yang lainnya 👏👏
Makasih Ilmunya tentang pencegahan stunting👍.
Informastif sekali, mantap kak🤟
Artikel nya bermanfaat banget kak🤩✨
Nice info kak👍
Baguss
Niceee😆
Thanks infonya, jadi tau ada kegiatan ini di Puskesmas Cipatujah👍