Posyandu sangat identik dengan kaum perempuan, menjadi hal yang sangat lazim, jika disetiap hari posyandu yang terlihat adalah para ibu-ibu.
Mereka datang mengantarkan anak-anak mereka untuk ditimbang, imunisasi, mendapatkan informasi kesehatan serta pelayanan kesehatan lainnya.
Begitupun dengan kader-kader posyandu, lazimnya semua ibu-ibu, jika pun ada laki-laki maka porsinya hanya sedikit sekali.
Lalu kemana para Ayah?
Ya, umumnya para ayah ini sangat jarang terlibat dalam kegiatan Posyandu karena alasan tertentu.
Misalnya sibuk bekerja atau malu mengantar lansung anak ke posyandu karena disana kebanyakan ibu-ibu.
Hal berbeda pada pagi yang cerah kali ini dari daratan timor Posyandu Fatubesi Desa Takirin.
Terlihat seorang bapak berdiri diantara puluhan ibu-ibu.
Sedang memegang buku KIA dan sedang menanti antrian untuk menimbang anak-anaknya.
Beliau merupakan seorang bapak yang memiliki anak kembar yaitu Aldi dan Aldo.
Menurut keterangan bapak Yosef, istrinya sedang sibuk di dapur menyiapkan makan untuk keluarga dan membersihkan rumah. Oleh karena itu tugas mengantar anak ke posyandu diambil alih oleh beliau.
Ini bukan kali pertama beliau melakukannya.
Beberapa kali beliau mengantar kedua anak kembarnya ini ke posyandu pada bulan – bulan sebelumnya.
Terlebih jarak rumah dan lokasi posyandu terhitung cukup dekat, sehingga bukan hal sulit melakukannya. Paling tidak sedikit membantu istri ungkapnya.
Keterlibatan kaum ayah pada Posyandu sangat baik, karena sesuai perannya sebagai kepala keluarga.
Sudah seharusnya pemantauan pertumbuhan dan perkembangan anak di posyandu tidak hanya menjadi tanggungjawab kaum perempuan, tetapi laki-laki sebagai kepala rumah tangga.
Mengantarkan anak ke Posyandu bukan tanggungjawab ibu ataupun bapak saja. Jauh lebih baik jika bapak dan ibu bersama mengantarkan lansung anak ke Posyandu.
Oleh karena itu mari meluangkan waktu sekali sebulan, 1-2 jam ikut serta ke Posyandu. Untuk Pemantauan Pertumbuhan dan Perkembangan Anak.