Apakah saya sanggup menghadapi rutinitas setelah perceraian ini? Pertanyaan ini sering ditanyakan oleh seseorang yang menghadapi perceraian dari hubungan pernikahannya. Sebab, perceraian sering kali mengacaukan rutinitas harian yang memberikan rasa aman.
Perceraian adalah sebuah akhir hubungan, namun juga merupakan awal dari babak baru. Proses transisi ini sering kali terasa berat dan menguras emosi, menempatkannya sebagai salah satu peristiwa paling menekan dalam hidup. Di tengah ketidakpastian, menjaga kesehatan mental adalah fondasi utama untuk bisa bangkit dan membangun kembali kehidupan Anda dengan kuat.
Mengabaikan “luka batin” sama berbahayanya dengan mengabaikan luka fisik. Untuk membantu Anda melewati masa sulit ini, berikut adalah checklist praktis yang bisa Anda jadikan panduan untuk merawat kewarasan dan kesejahteraan emosional Anda.
1. Izinkan Diri Anda untuk Merasakan Semuanya
Wajar jika Anda merasa marah, sedih, kecewa, bingung, atau bahkan lega. Jangan menekan atau menghakimi emosi yang muncul. Beri diri Anda ruang dan waktu untuk berduka atas hilangnya pernikahan dan masa depan yang pernah Anda bayangkan. Mengakui dan memvalidasi perasaan ini adalah langkah pertama yang krusial menuju penyembuhan sejati.
2. Bangun Kembali Aktivitas yang Sehat
Bangun dan bangkit kembali dapat memberikan stabilitas saat segala sesuatu terasa tidak pasti. Mulailah dari hal-hal seperti:
- Tidur: Usahakan tidur 7-8 jam setiap malam.
- Makan: Konsumsi makanan bergizi secara teratur, hindari melewatkan jam makan.
- Olahraga: Lakukan aktivitas fisik ringan seperti berjalan kaki 30 menit setiap hari untuk melepaskan endorfin dan mengurangi stres.
3. Tetapkan Batasan (Boundaries) yang Jelas
Menetapkan batasan dengan mantan pasangan adalah kunci untuk melindungi energi mental Anda. Tentukan bagaimana dan kapan Anda akan berkomunikasi, terutama jika ada anak-anak yang terlibat. Batasi juga interaksi di media sosial jika itu memicu perasaan negatif. Ini bukan tentang permusuhan, melainkan tentang menciptakan ruang aman untuk diri Anda sendiri.
4. Andalkan Sistem Pendukung Anda
Anda tidak harus melewati ini sendirian. Hubungi anggota keluarga atau teman-teman tepercaya yang bisa memberikan dukungan tanpa menghakimi. Berbicara tentang apa yang Anda rasakan dapat mengurangi beban emosional secara signifikan. Pertimbangkan juga untuk bergabung dengan kelompok dukungan (support group) bagi mereka yang mengalami perceraian.
5. Temukan Kembali “Diri” Anda
Di tengah kesibukan mengurus perpisahan, banyak orang kehilangan sentuhan dengan identitas pribadi mereka. Gunakan momen ini sebagai kesempatan untuk terhubung kembali dengan hobi lama atau mencoba hal baru yang selalu ingin Anda lakukan. Siapa Anda di luar status pernikahan? Menemukan kembali minat dan gairah pribadi adalah cara ampuh untuk membangun kembali rasa percaya diri.
6. Jangan Ragu Mencari Bantuan Profesional
Jika perasaan sedih dan cemas terasa berlebihan hingga mengganggu aktivitas sehari-hari, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan psikolog atau konselor. Terapi bukanlah tanda kelemahan, melainkan langkah proaktif untuk mendapatkan alat dan strategi yang tepat guna mengelola emosi dan merencanakan masa depan yang lebih sehat.
Penyembuhan pasca-perceraian adalah sebuah maraton, bukan sprint. Bersabarlah dengan diri sendiri dan rayakan setiap kemajuan kecil. Dengan merawat kesehatan mental secara sadar, Anda sedang berinvestasi pada masa depan yang lebih tenang dan bahagia.
Ingat, perpisahan bukan akhir dari hidup Anda, melainkan awal dari babak baru yang lebih kuat dan penuh peluang. Jaga kesehatan mental Anda, terus berproses, dan jangan takut untuk mencari dukungan.
Artikel ini sudah direview oleh:
Citra Pertiwi Putri, S.KM.
Tenaga Promkes Puskesmas Sukarame
Puskesmas Sukarame
Jl. Ds. Sukarame, Kec. Sukarame, Tasikmalaya, Jawa Barat, Indonesia
No. Telp: 0895635979706
