GIZI SEIMBANG DENGAN ISI PIRINGKU UNTUK GENERASI MASA KINI

Gizi Seimbang menurut Kemenkes RI 2014 merupakan susunan pangan harian yang mengandung zat gizi dalam jenis dan jumlah yang disesuaikan dengan kebutuhan tubuh dengan memperhatikan prinsip keanekaragaman pangan, aktivitas fisik, perilaku hidup bersih, memantau berat badan dan mempertahankan berat badan ideal untuk mencegah masalah gizi. Remaja berstatus gizi baik menjadi salah satu upaya pencegahan stunting dan penurunan angka kematian ibu dan anak. Periode remaja merupakan masa kunci yang sangat sensitif dalam menentukan kualitas hidup tidak hanya individu pada usia dewasa tetapi juga generasi selanjutnya. Menurut Permenkes RI No. 25 tahun 2014, remaja merupakan penduduk dengan rentang usia 10 – 18 tahun.

Berdasarkan data riskesdas tahun 2018, prevalensi tinggi badan usia remaja 13 – 15 tahun berada pada angka 25,7% dengan kategori pendek, dan pada remaja usia 16 – 18 tahun berada di angka 26,9% dengan kategori sangat pendek. Prevalensi berat badan remaja usia 13 – 15 tahun berada diangka 8,7% dengan kategori kurus, sedangkan remaja usia 16 – 18 tahun memiliki prevalensi berat badan 8,1% dengan kategori sangat kurus. Prevalensi berat pada usia remaja 13 – 15 tahun berada di angka 16,0% dengan kategori berat badan berlebih, dan pada remaja usia 16 – 18 tahun memiliki prevalensi 13,5% dengan kategori obesitas. Data sensus penduduk 2010, terdapat 45,1 jiwa juta remaja (usia 10 – 19 tahun) atau 1 dari 5 penduduk adalah golongan remaja.

Indonesia merupakan negara dengan Triple Burden of Malnutrition (TBM) atau tiga beban malnutrisi yang menjadi fokus masalah kesehatan ahli gizi di Indonesia. TBM atau 3 beban malnutrisi di Indonesia terdiri dari gizi lebih, gizi kurang, dan defisiensi mikronutrien. TBM di Indonesia terkait erat dengan tingkat harapan hidup masyarakat. Berdasarkan survei UNICEF tahun 2017, ditemukan perubahan pola makan dan aktivitas fisik remaja yang dimana sebagian besar remaja menggunakan waktu luangnya untuk kegiatan tidak aktif, sepertiga remaja lebih memilik makan cemilan instan olahan pabrik dan sepertiga lainnya rutin mengonsumsi kue basah, gorengan, kerupuk.

Dengan menerapkan gizi seimbang pada asupan makanan harian, angka beban malnutrisi Indonesia dapat dikurangi secara bertahap. Perlu adanya kerjasama antara masyarakat sasaran, pemangku kebijakan dan fasilitas kesehatan untuk mengedukasi dan monitoring program gizi seimbang secara tepat.

Dalam Menyusun menu makanan sehat, terdapat 10 pedoman gizi seimbang yang di promosikan oleh Kementerian Kesehatan RI:

  1. Nikmati dan syukuri beragam makanan.
  2. Biasakan makan aneka ragam makanan pokok.
  3. Biasakan makan lauk pauk yang kaya protein.
  4. Banyak makan sayur dan buah-buahan.
  5. Batasi makanan asin, manis dan berlemak.
  6. Biasakan sarapan di pagi hari.
  7. Biasakan minum cukup air putih.
  8. Biasakan membaca label komposisi pada kemasan makanan.
  9. Lakukan aktivitas fisik secara rutin dan menjaga berat badan ideal.
  10. Biasakan mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir.

Pedoman makan Indonesia dahulu menggunakan “4 Sehat 5 Sempurna” yang terdiri dari makanan pokok, lauk pauk, sayur dan buah serta susu sebagai penyempurna. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, 4 sehat 5 sempurna dinilai belum optimal untuk memenuhi kebutuhan gizi masyarakat sehingga Kementerian Kesehatan RI memetakan asupan gizi harian sesuai porsi yang dibutuhkan disertai dengan perubahan pola hidup yang dikenal dengan nama “Isi Piringku”.

Dalam Isi Piringku, pada 1 piring makan diisi dengan:

  1. 1/6 piring makan berupa buah berbagai jenis dan warna.
  2. 1/6 piring berupa lauk pauk protein baik hewani maupun nabati.
  3. 1/3 piring berupa makanan pokok terdiri dari karbohidrat kompleks (biji-bijian/beras), sehingga membatasi karbohidrat simpleks (gula, tepung-tepungan dan produk turunan tepung).
  4. 1/3 piring makan berupa berbagai jenis sayur-sayuran.

Pedoman Gizi dalam Isi Piringku memperhatikan asupan zat gizi makro yaitu karbohidrat, protein, dan lemak serta zat gizi mikro yaitu vitamin dan mineral. Selain perbaikan dalam hal asupan makanan, pada Isi Piringku aktivitas fisik, kesehatan mental dan kebersihan menjadi satu kesatuan rangkaian pemenuhan gizi optimal. Perbaikan gizi remaja melalui intervensi gizi spesifik seperti edukasi gizi, fortifikasi dan suplementasi serta penanganan penyakit penyerta bertujuan untuk meningkatkan status gizi remaja dan memutus rantai masalah gizi pada tiap generasi, masalah penyakit tidak menular dan kemiskinan.

Meningkatkan pengetahuan dan peran aktif masyarakat dan generasi remaja tentang masalah gizi dan cara pencegahannya dengan menerapkan gizi seimbang dapat menunjang upaya optimalisasi gizi dan mengurangi beban malnutrisi di Indonesia. Generasi muda yang berperan aktif dalam penggunaan media massa dapat dilibatkan pada peran promotor gizi sehat bersama dengan pemangku kebijakan kesehatan ditingkat kabupaten/kota maupun pusat. Kolaborasi aktif dan inovasi kebijakan dapat menunjang upaya pemutusan rantai masalah gizi di tiap generasi dengan tepat dan efektif.

Sumber:
Kementerian Kesehatan RI. (2024). Isi Piringku, Panduan Kebutuhan Gizi Seimbang. https://ayosehat.kemkes.go.id/isi-piringku-kebutuhan-gizi-harian-seimbang diakses 30 Oktober 2024
Widyawati. (2020). Gizi Optimal untuk Generasi Milenial. https://kemkes.go.id/id/rilis-kesehatan/gizi-optimal-generasi-milenial diakses 31 Oktober 2024
Putriantini. (2023). Gizi Seimbang pada Remaja. https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/2487/gizi-seimbang-pada-remaja diakses 30 Oktober 2024

Artikel ini telah di review oleh:
Hendra Koswara, S.KM.
Tenaga Promkes Puskesmas Taraju

Puskesmas Taraju
Jalan Raya Taraju No. 149, Desa Taraju, Kec. Taraju, Kab. Tasikmalaya, Prov. Jawa Barat
Kode Pos.46474
No. Telp. 08164667273/02657080205

Yuk Share Postingan Ini:
yustifitya
yustifitya
Articles: 16

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *