Masih banyak masyarakat yang percaya pada mitos seputar kesehatan gigi. Padahal, informasi yang keliru dapat memengaruhi cara kita merawat gigi dan mulut. Berikut lima mitos yang sering beredar beserta fakta yang sebenarnya

Mitos 1: Mencabut gigi bagian atas dapat menyebabkan kebutaan
Sebagian orang masih percaya bahwa mencabut gigi atas bisa membuat seseorang buta. Faktanya, saraf gigi atas dan saraf mata berasal dari cabang yang berbeda sehingga tidak saling berhubungan. Saraf mata dipersarafi oleh saraf optalmikus, sedangkan gigi atas dipersarafi oleh saraf maksilaris. Memang, infeksi gigi atas bisa menyebar hingga ke pipi atau sekitar mata, namun tindakan pencabutan gigi atas tidak menyebabkan kebutaan. Dengan penanganan yang tepat oleh tenaga medis, pencabutan gigi aman dilakukan.
Mitos 2: Gigi anak yang berlubang tidak perlu ditambal karena nanti akan diganti gigi permanen
Banyak orang tua menyepelekan gigi susu anak yang berlubang karena menganggap gigi tersebut hanya sementara. Faktanya, gigi susu yang berlubang tetap harus ditambal. Lubang yang dibiarkan dapat semakin dalam dan membuat anak kesakitan, bahkan bisa mengganggu nafsu makan dan asupan nutrisi. Lebih jauh lagi, gigi susu berperan sebagai penuntun tumbuhnya gigi permanen. Jika gigi susu rusak parah atau hilang terlalu cepat, pertumbuhan gigi permanen dapat terganggu.
Mitos 3: Menyikat gigi dengan keras membuat gigi lebih bersih
Sebagian orang beranggapan semakin kuat tekanan saat menyikat gigi, maka gigi akan lebih bersih. Padahal, menyikat gigi terlalu keras justru dapat merusak gigi dan gusi. Tekanan berlebih bisa menyebabkan lapisan gigi terkikis (abrasi) dan membuat gusi turun (resesi), sehingga gigi menjadi sensitif dan terasa linu meskipun tidak berlubang. Cara yang benar adalah menyikat gigi dengan lembut, menggunakan gerakan memutar atau dari arah gusi ke gigi, selama dua menit penuh.
Mitos 4: Gusi berdarah saat sikat gigi itu normal
Banyak orang menganggap gusi berdarah ketika menyikat gigi adalah hal biasa. Faktanya, gusi yang mudah berdarah merupakan tanda adanya peradangan gusi (gingivitis). Gusi sehat biasanya berwarna merah muda, tidak bengkak, dan tidak mudah berdarah. Jika gusi sering berdarah, kemungkinan terdapat karang gigi yang menumpuk di sela-sela gigi. Bila dibiarkan, peradangan ini bisa semakin parah hingga merusak jaringan penyangga gigi dan menyebabkan gigi goyang. Kondisi ini sebaiknya segera diperiksakan ke dokter gigi untuk mendapat perawatan.
Mitos 5: Semakin banyak pasta gigi yang digunakan, semakin bersih hasilnya
Tidak sedikit orang yang menganggap bahwa banyak pasta gigi berarti gigi lebih bersih. Kenyataannya, kebersihan gigi tidak dipengaruhi oleh banyaknya pasta gigi, melainkan oleh teknik menyikat gigi yang benar. Penggunaan pasta gigi berlebihan justru bisa membuat busa terlalu banyak sehingga waktu menyikat gigi jadi singkat karena cepat terasa penuh di mulut. Jumlah pasta gigi yang dianjurkan adalah seukuran kacang polong untuk orang dewasa, sementara anak di bawah tiga tahun cukup menggunakan selapis tipis sebesar biji beras.

Mengenal mitos dan fakta kesehatan gigi sangat penting agar kita tidak salah dalam merawat gigi. Sikat gigi dengan cara yang benar, kurangi makanan manis, serta lakukan pemeriksaan ke dokter gigi secara rutin setiap enam bulan sekali untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut.
Referensi
- RSUD Brebes. (2024). Mitos dan Fakta Seputar Kesehatan Gigi dan Mulut. Link
- Puskesmas Gerung, Lombok Barat. (2024). Mitos dan Fakta Seputar Kesehatan Gigi dan Mulut. Link
- RSUD Padang Panjang. (2024). Penyuluhan Fakta dan Mitos Kesehatan Gigi dan Mulut. Link
Puskesmas Bojonggambir
Kampung Panglayungan, Kec. Bojonggambir
No Telp: 0896-5547-6439
Artikel ini telah direview oleh:
Doni Juliana, S.KM
Tenaga Promkes Puskesmas Bojonggambir



