
Pada hari Kamis, 05 Desember 2024 telah diselenggarakan loka karya mini di UPTD Puskesmas Ciawi, Jawa Barat. Lokakarya bulanan ini merupakan kegiatan rapat rutin bulanan UPTD Puskesmas Ciawi yang dipimpin oleh Kepala Puskesmas dr. Hj. Yunike Rosdiana Herman dan Pelaksana…

Pelayanan kesehatan primer adalah salah satu pilar utama transformasi kesehatan yang berfokus pada pemenuhan kebutuhan kesehatan sepanjang siklus hidup. Layanan ini dirancang agar mudah diakses, terjangkau, dan menjangkau seluruh lapisan masyarakat, termasuk keluarga dan individu. Penerapan pelayanan kesehatan primer diselenggarakan secara terintegrasi di Puskesmas, jejaring, dan jaringan pelayanan kesehatan primer untuk memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan.

Pada Selasa, 12 November 2024 Dinas Kesehatan Kabupaten Tasikmalaya menggelar acara dalam rangka memperingati Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-60 dengan tema "Gerak Bersama, Sehat Bersama". Acara ini berlangsung mulai pukul 08.00 sampai 13.00 WIB, bertempat di UPTD Puskesmas Ciawi, Kabupaten Tasikmalaya. Acara ini sekaligus menjadi momentum untuk Launching Integrasi Layanan Primer (ILP) Puskesmas Tingkat Kabupaten Tasikmalaya.

Pada Rabu, 30 Oktober 2024, telah dilaksanakan kegiatan SKAMRT (Sanitasi Kesehatan Air Minum Rumah Tangga) di Kampung Leles Kidul, Kecamatan Ciawi. Kegiatan ini bertujuan untuk memastikan kualitas air minum yang aman di tingkat rumah tangga, sebagai langkah preventif dalam menjaga kesehatan masyarakat dari risiko penyakit yang ditularkan melalui air.

Pada Jumat, 25 Oktober 2024, telah diselenggarakan acara Bina Wilayah (Binwil) bagi kader di Integrasi Layanan Primer (ILP) yang berlangsung di GOR desa Gombong. Acara ini bertujuan untuk memperkuat kapasitas kader-kader posyandu melalui bimbingan teknis yang difokuskan pada pencatatan, pelaporan, serta layanan kunjungan rumah (homecare). Kegiatan ini dihadiri oleh 24 kader yang aktif di berbagai posyandu wilayah setempat.

Pada Selasa, 22 Oktober 2024, diadakan kegiatan “Tripel Eliminasi Bumil Leles Hilir, Cegah Infeksi Menular” oleh Bidan Desa Kurniabakti dan para kader Posyandu. Kegiatan yang berlangsung di Posyandu Lestari ini bertujuan untuk memberikan edukasi dan pengetahuan kepada ibu hamil mengenai pencegahan infeksi menular yang dapat mempengaruhi kesehatan ibu dan bayi.

Pada Jumat, 18 Oktober 2024, Tim Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) Puskesmas Ciawi bekerja sama dengan Posyandu Anggrek menyelenggarakan kegiatan “Upaya Pencegahan dan Deteksi Dini PTM”. Kegiatan ini berlangsung di Posyandu Anggrek, Desa Leles Kidul mulai pukul 09.00 hingga 12.00 WIB dan dihadiri oleh 33 lansia.

Pada Kamis, 17 Oktober 2024, Tim Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) Kesehatan Keluarga Puskesmas Ciawi bekerja sama dengan Posyandu Kurniabakti mengadakan kegiatan penyuluhan kelompok kelas ibu hamil (KIH) dan pencegahan stunting sejak dini.

Pada Senin, 7 Oktober 2024, Tim Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) Karedok Sepanci bekerja sama dengan Posyandu Mawar Kiarakuda I mengadakan kegiatan bertajuk “Warga Kiarakuda Giat Deteksi Dini PTM”. Kegiatan ini merupakan bagian dari implementasi Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) dengan tujuan mendeteksi dini Penyakit Tidak Menular (PTM) untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pencegahan PTM.

Kelas ibu hamil merupakan saran belajar kelompok tentang kesehatan bagi ibu hamil yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan ibu mengenai kehamilan, persalinan, perawatan nifas, perawatan bayi baru lahir melalui praktek dengan menggunakan buku KIA yang difasilitasi oleh petugas kesehatan. Jumlah peserta maksimal 10 orang agar ibu bisa bercerita dan menjalin pertemanan dengan akrab dengan ibu hamil lainnya. Ibu hamil mengikuti kelas minimal 4 kali agar kehamilan sehat dan terhindar dari stunting.

Pada masa balita (0-59 bulan) anak berada dalam periode emas pertumbuhan dan akan mempengaruhi perkembangan fisik dan otak, yang sangat dipengaruhi oleh asupan nutrisi. Nutrisi yang tepat memastikan pertumbuhan yang optimal dan mencegah risiko gizi buruk atau malnutrisi yang bisa berdampak pada kesehatan jangka panjang. Untuk memenuhi kebutuhan nutrisi di masa emas ini, diperlukan perhatian khusus terhadap sumber makanan yang diberikan kepada balita sesuai usianya.

Stunting adalah kondisi ketika tinggi badan anak lebih rendah dari rata-rata untuk usianya. Stunting disebabkan oleh faktor multidimensi yang melampaui sekadar gizi buruk pada ibu hamil dan anak balita, sehingga intervensi harus difokuskan pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) anak.