
Skabies, atau dikenal juga dengan kudis gudig, dan budug, merupakan penyakit kulit menular yang sering terjadi di lingkungan padat seperti pesantren. Penyakit ini disebabkan oleh tungau kecil bernama Sarcoptes scabiei, yang masuk ke lapisan kulit dan menyebabkan rasa gatal yang luar biasa, terutama di malam hari. penyakit ini mudah menyebar di lingkungan pesantren karena interaksi dan kontak fisik yang sering terjadi dan penggunaan barang-barang bersama, seperti pakaian, sprei, atau handuk.

Gejala Skabies yang Perlu Diwaspadai
Gejala utama skabies adalah gatal yang intens dan munculnya ruam atau bintik-bintik kecil kemerahan pada kulit. Rasa gatal biasa memburuk pada malam hari disebabkan aktivitas tungau lebih tinggi pada suhu lebih lembap dan panas, sehingga mengganggu kenyamanan dan kualitas tidur. Pada kasus yang lebih parah, santri yang menggaruk kulit bisa mengalami luka, meningkatkan risiko infeksi sekunder oleh bakteri.
Bagian tubuh sering terkena skabies adalah:
- Sela-sela jari tangan
- Pergelangan tangan
- Siku dan lutut
- bagian sekitar pinggang, selangkangan, dan ketiak

Mengapa Skabies Mudah Menyebar di Lingkungan Pesantren?
Di pesantren, santri sering melakukan aktivitas bersama dan berbagi barang. Hal ini memperbesar peluang penularan skabies. Kondisi asrama yang sering kali padat juga membuat penyakit ini lebih mudah menyebar dari satu orang ke orang lain. Skabies sering tidak disadari sejak awal karena gejalanya bisa tampak mirip dengan masalah kulit lainnya, sehingga terlambat terdeteksi.
Langkah Pencegahan Skabies
1. Jaga Kebersihan Pribadi dan Barang
Pastikan setiap santri memiliki barang pribadi, seperti handuk, pakaian, dan sprei, dan hindari penggunaan barang-barang tersebut secara bergantian untuk mencegah penularan.
2. Menjaga Kebersihan Lingkungan Asrama
Bersihkan lingkungan tidur dan kamar mandi secara teratur. Pakaian dan sprei sebaiknya dicuci dengan air panas untuk membunuh tungau yang mungkin menempel. Pastikan juga ventilasi udara cukup agar sirkulasi udara tetap sehat.
3. Edukasi Mengenai Skabies
Melakukan sosialisasi tentang skabies sangat penting agar santri dapat memahami tanda-tanda dan cara mencegah penularan skabies. Pengetahuan ini membuat santri lebih peduli pada kesehatan kulit mereka sendiri dan orang lain.
Cara Mengatasi Skabies di Pesantren
Jika seorang santri didiagnosis skabies, penting untuk segera melakukan perawatan agar tidak menyebar ke santri lain. Pengobatan biasanya berupa krim atau salep anti-skabies yang harus dioleskan ke seluruh tubuh, terutama sebelum tidur, sesuai petunjuk dokter. Seluruh barang-barang pribadi, seperti pakaian dan handuk, harus dicuci dengan air panas untuk membunuh tungau yang tersisa.
Pentingnya Penanganan Cepat
Penanganan skabies secara cepat sangat penting di lingkungan pesantren untuk mencegah penyebaran lebih luas. Dengan menjaga kebersihan diri, menerapkan kebersihan lingkungan, serta memahami cara mencegah dan mengobati skabies, para santri dapat menciptakan lingkungan pesantren yang lebih sehat dan nyaman bagi semua penghuni.
Kesadaran dan tindakan bersama diperlukan mencegah penyebaran penyakit skabies di lingkungan padat penduduk seperti pesantren. penting bagi santri dan pengurus asrama untuk saling bekerja sama dalam menjaga kebersihan diri dan lingkungan. Dengan langkah sederhana seperti menggunakan barang-barang pribadi masing-masing dan menjaga kebersihan kamar, santri bisa mengurangi risiko penularan. Edukasi mengenai skabies juga menjadi kunci agar semua orang paham tentang gejala, pencegahan, dan perawatan. Langkah ini tidak hanya akan membantu menjaga kesehatan, tetapi juga menciptakan lingkungan belajar yang nyaman dan bebas dari masalah kesehatan bagi seluruh penghuni pesantren.
Referensi:
Dewi, M.K. et al. (no date) ‘Farmaka Farmaka’, 15, pp. 123–133.
Kurniawan, M., Sie, M. and Ling, S. (2020) ‘Diagnosis dan Terapi Skabies’, 47(2), pp. 104–107.
Rahmawati, N.A. et al. (2021) ‘Hubungan Personal Hygiene dengan Kejadian Skabies pada Santri Pondok Pesantren X Semarang’, Jurnal Ilmiah Mahasiswa, 11(1), pp. 21–24. Available at: https://ejournal.undip.ac.id/index.php/jim/index.
Artike ini telah direview oleh:
Sri Nurjanah, S.K.M.
Staf Promkes Puskesmas Rajapolah
Puskesmas Rajapolah
Jl. Raya Rajapolah, Rajapolah, Kec. Rajapolah, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat 46155
Telp. (0265) 42000