Puskesmas Ini Digawangi 2 Petugas Resmi, 43 Sisanya Keluar Kota

Sidak anggota DPRD Kota Samarinda menemukan kejadian luar biasa di Puskesmas Sempaja. 43 pegawai puskesmas berada di luar kota. Hanya 2 orang di kantor itu.

Mengejutkan. Inspeksi mendadak (sidak) Komisi IV DPRD Kota Samarinda menemukan kejadian luar biasa di Puskesmas Sempaja di JL KH Wahid Hasyim. Puskesmas yang fokus melayani kesehatan kosong. Sebanyak 43 pegawai puskesmas berada di luar kota. Hanya ada dua pegawai di kantor itu.

Agar tampak pelayanan kesehatan berjalan normal, petugas yang seharusnya melayani kesehatan masyarakat juga digantikan sementara oleh petugas dari pihak luar. Perilaku yang taj seharusnya terjadi ini terungkap, Jumat (19/5) saat perwakilan Komisi IV DPRD Kota Samarinda, Ahmad Reza Pahlevi melakukan sidak ke Puskesmas tersebut.

“Keuangan lagi defisit masih ada saja petugas yang ramai-ramai keluar kota. Bahkan tadi (kemarin) kami hanya menemukan dua pegawai resmi puskesmas Sempaja, sisanya 43 pegawai lainnya malah studi banding ke dua kota di Jawa Timur sejak Kamis (18/5) lalu,” cecarnya.

Urusan obat, dilayani seorang petugas apoteker yang berstatus mahasiswa magang. Reza menyatakan ini riskan, karena dapat menyebabkan malpraktik.

Dua pegawai yang ditemui tak banyak berkomentar. Mereka hanya meyakinkan tim sidak jika pada Minggu (21/5) semua petugas sudah berada di Samarinda. “Kami segera memanggil instasnsi terkait meminta penjelasan mereka studi banding tujuannya untuk apa. Karena ini menjadi kewenangan Dinkes yang memberikan izin,” imbuh Reza.

Dikonfirmasi Wakil Wali Kota Nusyirwan Ismail geram mengetahui hal itu. Dia menyatakan segera menginstruksikan Inspektorat Daerah (Itda) Samarinda memeriksa temuan tersebut. “Karena ini menyangkut pelayanan publik dan pegawai penggantinya pun belum diketahui kualifikasinya makanya akan kita telisik, nanti inspektorat yang akan turun,” tegas Nusyirwan.

Selain persoalan keberangkatan pegawai, sumber dana keberangkatan pun tidak lepas dari pemeriksaan.

“Karena dari informasi yang saya terima antara dua ada dana dari BPJS Kesehatan atau anggaran dari Dinkes untuk operasional Puskesmas. Jadi saya minta kepada pihak manapun untuk bersabar hingga menunggu hasil dari pemeriksaan inspektorat,” pungkas Nusyirwan.

Kejadian nyaris serupa juga terjadi di Kota Balikpapan. Komisi IV melakukan sidak di beberapa puskesmas yang beroperasi 24 jam. Dipimpin Ketua Komisi IV Mieke Henny mereka mendatangi Puskesmas Karang Rejo, Karang Joang, Kariangau dan Puskesmas Baru Ulu, Jumat (19/5) kemarin.

Persoalan yang sempat mengemukan di puskesmas 24 jam yakni keberadaan SDM yang terbatas, kebersihan, dan prasarana yang kurang.

“Saat kita tinjau, ruang dari ujung ke ujung kosong. Saya tanya lagi acara kelurahan dan acara pertemuan Abate dan pos yandu,” bebernya.

“Yang saya saya sayangkan itu kenapa tidak ada pembagian jadwal pelayanan yang benar. Tadi ada yang masih olahraga di kantor kelurahan. Jadi pasien menunggu tenaga medis. Apotekernya datang jam 09.00 Wita kurang jadi resep obat sudah nunggu,” ujarnya menyayangkan.

Dia menyayangkan situasi pelayanan di Karang Rejo yang seperti mengabaikan pelayanan kesehatan masyarakat yang sudah menunggu. “Kita datangi karena banyak keluhan yang diterima pak Amin (wakil Ketua Komisi IV)ternyata justru lebih parah di Karang rejo banyak yang harus diperhatikan,” katanya.

Sumber korankaltim.com

Yuk Share Postingan Ini:
Kesmas.ID
Kesmas.ID
Articles: 672

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *