Kenali Perbedaan Demensia, Alzheimer, dan Pikun

Meskipun ketiganya sama-sama gangguan yang menyerang otak, tetapi faktanya, demensia, alzheimer, dan pikun adalah ketiga hal yang berbeda.

Demensia, Alzheimer, dan pikun adalah istilah yang sering kali digunakan untuk menggambarkan kondisi seseorang yang mulai mengalami penurunan kemampuan daya ingat. Sehingga menyebabkan orang tersebut menjadi lebih mudah lupa. Meskipun ketiganya sama-sama gangguan yang menyerang otak, tetapi faktanya, demensia, alzheimer, dan pikun adalah ketiga hal yang berbeda. Berikut penjelasan selengkapnya. 

Pengertian

Pikun adalah kondisi penurunan kemampuan mengingat atau pelupa. Pikun dianggap sebagai hal yang normal seiring bertambahnya usia, sama halnya dengan munculnya keriput atau penurunan fungsi mata oleh karena penuaan.

Demensia adalah gangguan otak yang berdampak pada kemampuan mengingat kemampuan berpikir dan kemampuan mental lainnya. Jika pikun hanya kesulitan mengingat, orang dengan demensia mengalami penurunan kemampuan berpikir yang selanjutnya akan memengaruhi tingkah laku, kebiasaan dan kehidupan sosial.

Alzheimer adalah salah satu bentuk demensia sekaligus menjadi penyebab paling umum dari demensia. Sebesar 60-80% kasus demensia terjadinya dikarenakan alzheimer. Penyakit ini memiliki dampak yang ditargetkan pada bagian otak yang mengontrol kemampuan seseorang untuk berpikir, mengingat, dan berkomunikasi dengan bahasa. Penyakit Alzheimer dapat memburuk seiring waktu dan memengaruhi memori, bahasa, dan pikiran. 

Penyebab

Penyebab dari pikun atau pelupa yang normal terjadi adalah memburuknya hipokampus seiring bertambahnya usia. Hipokampus adalah bagian otak yang berperan dalam kemampuan mengingat manusia. Lalu menurunnya hormon dan protein yang berperan dalam melindungi dan memperbaiki sel-sel otak dan rangsang saraf. Selain itu, lansia seringkali mengalami penurunan aliran darah ke otak, yang dapat mengganggu daya ingat dan menyebabkan perubahan pada keterampilan kognitif manusia.

Penyebab Demensia yaitu terjadinya kerusakan atau hilangnya sel saraf di otak. Kondisi ini menghambat pengiriman sinyal dari otak ke seluruh tubuh sehingga tidak mampu berkomunikasi dan mengalami perubahan perilaku. Otak terbagi atas beberapa bagian dan memiliki fungsi yang berbeda-beda. Misalnya, otak besar yang berperan penting untuk mengatur gerakan, suhu tubuh, dan penalaran. Ketika sel di otak besar rusak, tubuh tidak mampu bergerak sebagaimana mestinya. Kondisi ini juga meningkatkan risiko terjadinya demensia pada tubuh penderita.

Penyebab alzheimer yaitu adanya kematian sel-sel otak yang akhirnya menyebabkan koneksi antara sel-sel otak pun ikut menjadi rusak. Salah satu gejala khasnya yaitu deposit protein abnormal di otak yang disebut plak dan serat. Plak dan serat ini berbelit kemudian berkembang dalam struktur otak. Hal inilah yang membuat sel-sel otak menjadi rusak. Plak adalah kelompok protein padat yang dapat menghalangi komunikasi antar neuron. Sementara serat atau kusut adalah protein yang terpilin bersama yang menyebabkan kematian sel-sel otak yang sehat.

Gejala

Gejala dari pikun yaitu :

  • Terbata-bata ketika bicara dan lupa cara menghitung uang
  • Tidak mampu mengenali waktu, tempat, nama dan wajah seseorang
  • Merasa asing meski berada di lingkungannya sendiri
  • Keluar rumah tanpa tujuan yang jelas
  • Menanyakan pertanyaan yang sama berulang kali dan sulit berkonsentrasi
  • Lupa cara melakukan aktivitas sehari-hari seperti makan dan berbelanja
  • Kesulitan mengingat janji atau jadwal tertentu
  • Memiliki masalah short-term memory, yaitu sering kehilangan benda pribadi secara terus-menerus, misalnya dompet atau kacamata
  • Melupakan norma sosial yang umumnya berlaku di masyarakat
  • Perubahan suasana hati dan cepat cemas
  • Pada kondisi khusus, penderitanya dapat memiliki halusinasi dan gangguan tidur
  • Tidak dapat menahan kencing
  • Menurunnya nafsu makan

Gejala awal demensia cenderung ringan, yang seringkali dimulai dengan mudah lupa. Selanjutnya, gejala dapat berkembang secara progresif hingga tahap lanjut. Berikut ini uraian gejala demensia: 

Gejala awalGejala progresifGejala lanjut
Mudah lupa pada hal-hal yang sederhanaLupa waktuTersesat pada arah yang sering dilalui Semakin sulit mengingat, sering mengalami fase kebingungan, sering mengajukan pertanyaan berulang, kebersihan yang buruk, pengambilan keputusan yang burukTidak mampu merawat diri sendiri, merasa kesulitan dengan waktu, kesulitan mengingat orang dan tempat yang dikenal, perubahan perilaku Depresi 

Sementara gejala awal Alzheimer yang paling umum adalah kesulitan mengingat informasi baru karena penyakit ini biasanya memengaruhi bagian otak yang terkait dengan pembelajaran terlebih dulu. 

Pada tahap yang lebih lanjut, gejalanya menjadi lebih parah dan termasuk disorientasi, kebingungan, depresi, dan perubahan perilaku. Akhirnya pada stadium lanjut, berbicara, menelan dan berjalan pun menjadi sulit. 

Ada beberapa gejala jenis demensia lain yang mirip dengan Alzheimer seperti dementia lewy body (LBD). Namun, pengidap LBD lebih cenderung mengalami gejala awal seperti halusinasi visual, kesulitan keseimbangan, dan gangguan tidur.

Kesimpulan

Secara singkat penjelasan perbedaan demensia, alzheimer dan pikun yaitu, pikun adalah kondisi menurunnya kemampuan mengingat karena pertambahan usia. Sementara demensia adalah kondisi menurunnya kemampuan mengingat diikuti penurunan kemampuan berpikir dan keterampilan sosial lainnya. Kemudian alzheimer adalah penyakit yang memengaruhi sel otak yang umumnya menyebabkan demensia.

Artikel ini telah direview oleh:

Bani Srinurbani S.K.M.

Tenaga Promkes Puskesmas Cigalontang

Puskesmas Cigalontang

Jl Perkantoran No 38 Ds. Cigalontang Kec. Cigalontang Kab Tasikmalaya, Jawa Barat
Telepon : 0265 543 052/02657079797

Baca ini Juga :

Yuk Share Postingan Ini:
Rizki Prakoso Suranto Putri, S.K.M.
Rizki Prakoso Suranto Putri, S.K.M.
Articles: 10

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *