Kenakalan remaja telah menjadi salah satu isu yang kerap muncul di masyarakat. Fenomena ini tidak hanya berdampak pada individu remaja itu sendiri, tetapi juga dapat memengaruhi lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat secara keseluruhan. Kenakalan remaja, seperti perkelahian, penggunaan narkoba, dan pergaulan bebas, seringkali dipicu oleh kurangnya pengawasan, tekanan teman sebaya, atau bahkan kurangnya pemahaman tentang nilai-nilai positif. Namun, tantangan ini bukanlah sesuatu yang tidak dapat diatasi. Dengan pendekatan yang tepat, kita dapat membantu remaja keluar dari lingkaran kenakalan dan mengarahkan mereka menuju masa depan yang lebih cerah.
Pengertian kenakalan remaja
Dalam bahasa Inggris, istilah kenakalan remaja disebut juga juvenile delinquency. Kenakalan remaja adalah perbuatan anak remaja (usia belasan) yang melanggar nilai dan norma sosial serta mengganggu ketertiban umum. Perilaku ini dapat menimbulkan kerugian bagi diri pelaku sendiri dan masyarakat. Pada umumnya, kenakalan remaja ditandai oleh dua karakteristik, yaitu adanya keinginan untuk melawan dan adanya sikap apatis (acuh atau cuek) yang disebabkan rasa kecewa terhadap suatu kondisi yang terjadi di dalam masyarakat.

Dikutip dari buku Pendidikan Budi Pekerti SMP Kelas VIII oleh Tim Budi Pekerti, kenakalan remaja digolongkan dalam dua kelompok besar, yaitu :
- Kenakalan yang Tidak Melanggar Hukum
Penyelesaian terhadap kenakalan ini tidak bisa dilakukan sesuai undang-undang, karena tidak diatur di dalam kita undang-undang. Beberapa contoh kenakalan remaja yang tidak melanggar hukum, di antaranya:
- Melakukan tindakan-tindakan indisipliner (melanggar disiplin), di sekolah, di rumah, dan tempat-tempat umum. Misalnya, pergi meninggalkan sekolah tanpa sepengetahuan pihak sekolah
- Kabur, meninggalkan rumah tanpa izin orang tua
- Keluyuran, pergi sendiri atau berkelompok tanpa tujuan dan kerap kali menimbulkan perbuatan iseng yang negatif
- Berpesta semalaman suntuk tanpa pengawasan, sehingga terjerumus ke dalam tindakan-tindakan yang kurang bertanggung jawab (amoral dan sosial)
- Membaca buku-buku cabul dan kebiasaan mempergunakan bahasa yang tidak sopan
- Melacurkan diri demi mendapatkan uang atau karena tujuan lainnya
- Berpakaian tidak pantas
- Minum minuman keras
- Kenakalan yang Melanggar Hukum
kenakalan yang melanggar hukum bisa disebut juga sebagai kejahatan. Kenakalan remaja semacam ini seyogyanya dilakukan sesuai dengan hukum dan undang-undang yang berlaku, sama dengan perbuatan melanggar hukum yang dilakukan orang dewasa. Berikut beberapa contoh kenakalan yang melanggar hukum, di antaranya:
- Memakai dan mengedarkan obat-obatan terlarang
- Pelanggaran tata susila: menjual buku, foto, atau film porno
- Aksi corat-coret dan perusakan (vandalisme) di tempat-tempat umum
- Kelompok tawuran
- Pemerkosaan
- Penganiayaan
- Pencurian dan penipuan
- Perjudian dan segala bentuk permainan yang menggunakan uang taruhan
- Mengebut di jalan raya, seperti mengendarai mobil atau sepeda motor di tengah-tengah keramaian kota dengan kecepatan diatas maksimal
- Memiliki atau membawa benda-benda yang membahayakan orang lain, sehingga mudah terangsang untuk menggunakannya. Misalnya, pisau, pistol, dan lain sebagainya.
Ada beberapa penyebab kenakalan remaja dan kenakalan remaja tidak terjadi secara tiba-tiba. Ada banyak faktor yang dapat menjadi pemicu, seperti:
- Lingkungan Keluarga: Kurangnya perhatian dari orang tua, konflik internal, atau pola asuh yang tidak sesuai dapat mendorong remaja mencari pelarian.
- Tekanan Sosial: Pengaruh teman sebaya sering menjadi alasan utama remaja terjerumus ke dalam perilaku negatif.
- Kurangnya Kesadaran Diri: Remaja yang kurang memahami dampak dari tindakan mereka cenderung mengambil keputusan tanpa memikirkan konsekuensinya.
Jika ada penyebabnya pasti ada solusi dan langkah untuk pencegahannya, tetapi untuk mengatasi kenakalan remaja memerlukan kolaborasi antara keluarga, sekolah, dan masyarakat. Berikut beberapa langkah yang dapat diambil:
- Penguatan Peran Keluarga
Orang tua memiliki peran penting dalam membimbing anak-anak mereka. Komunikasi yang terbuka, kasih sayang, dan disiplin yang konsisten adalah kunci untuk menciptakan hubungan yang sehat dengan remaja.
- Edukasi di Sekolah
Sekolah bukan hanya tempat belajar akademik, tetapi juga ruang untuk menanamkan nilai-nilai moral dan etika. Penyuluhan, program mentoring, dan kegiatan ekstrakurikuler dapat menjadi sarana efektif untuk membentuk karakter siswa.
- Lingkungan yang Positif
Masyarakat perlu menyediakan lingkungan yang mendukung perkembangan remaja, seperti fasilitas olahraga, ruang kreatif, dan komunitas positif yang dapat menjadi wadah untuk menyalurkan energi mereka.
- Pendekatan Personal
Pahami kebutuhan individu remaja. Melibatkan mereka dalam diskusi, mendengarkan pendapat mereka, dan memberikan solusi yang relevan akan membantu menciptakan rasa dihargai dan diterima.
Remaja bukan hanya objek pembinaan, mereka juga bisa menjadi agen perubahan. Dengan bimbingan yang tepat, mereka dapat berperan sebagai pelopor kebaikan di lingkungan mereka. Misalnya, dengan menjadi panutan bagi teman sebaya, mengikuti kegiatan sosial, atau berkontribusi dalam program-program masyarakat.
Mengatasi kenakalan remaja adalah investasi untuk masa depan. Setiap langkah kecil, mulai dari mendengarkan, memahami, hingga memberikan solusi, memiliki dampak besar dalam membangun generasi yang kuat, berkarakter, dan siap menghadapi tantangan.
Mari bersama-sama menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan remaja agar mereka mampu meraih potensi terbaiknya dan menjadi pilar masa depan yang membanggakan. Karena generasi muda hari ini adalah pemimpin dunia esok.
Referensi :
- Detik com. Diakses 2024. Kenakalan remaja.
Artikel ini telah direview oleh:
Ai Nurkamila, A.Md.Kes
Petugas Promosi Kesehatan Puskesmas Parungponteng
Puskesmas Parungponteng
Jl. Raya Parungponteng 01/01 Desa/Kec. Parungponteng Kab. Tasikmalaya.