Bertugas di daerah terpencil, jadi tantangan tersendiri bagi Neni Yulita. Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM) ini, hampir dua tahun ditempatkan di salah satu pulau terluar di Kepulauan Sangihe, Nusa Tabukan.
Laporan: Sriwani Adolong, Sangihe
NENI memulau tugasnya di Nusa Tabukan pada 2 Desember 2016. Program Nusantara Sehat yang menempatkannya di sana. Nusa Tabukan masuk daftar pulau terluar di Indonesia. Lokasinya cukup jauh dari ibu kota Kepulauan Sangihe, Tahuna. Sekira 2,5 jam paling cepat. Itupun harus menempuh transportasi laut dan darat. Transit di Kecamatan Petta. Sebagai tenaga kesehatan di wilayah kepulauan, Neni harus ekstra kerja.
Profesinya menuntut dia harus memberi pengetahuan pada masyarakat terkait hidup sehat. Fokusnya mengatasi permasalahan kesehatan masyarakat melalui pendekatan promotif dan preventif. “Dititikberatkan pada upaya pencegahan. Mempertahankan masyarakat sehat agar tetap sehat dan memberikan dorongan kepada mereka yang sakit agar memperhatikan kesehatannya,” jelas perempuan asal Provinsi Jambi ini.
Dikisahkannya, berbagai kendala harus dihadapi. Mulai dari jaringan internet sulit, sehingga sering ketinggalan informasi. Apalagi jika ada informasi penting dari Dinas Kesehatan, terkadang nanti bisa diketahui keesokan harinya. “Selain itu medannya harus naik turun gunung dengan jalanan licin,” ceritanya, pada Manado Post.
Neni pun harus menjajal kampung yang satu, ke kampung lain. Alat transportasinya adalah perahu. Cuaca ekstrem sering ditemui. Namun harus ditempuh untuk melihat kondisi masyarakat.
Namun dia bersyukur kesulitan tersebut bisa hilang karena masyarakat dan pemerintah kecamatan maupun kampung sangat ramah dan baik. “Yang membuat betah juga banyak ikan. Saya sering makan ikan,” katanya tersenyum. Hal itu juga yang membuat Neni jarang meninggalkan lokasi tugas. “Saya ke Tahuna nanti ketika ada yang perlu dikonsultasikan atau diinformasikan ke dinas. Lain dari itu tinggal di tempat tugas karena harus terus melihat kondisi masyarakat,” ungkapnya.
Dia berharap aktivitas di Puskesmas bisa berjalan lancar meski terkendala listrik karena masih menggunakan PLTS. Agar semua masyarakat dapat terlayani dengan baik. “Di pulau ini saya sadar kesehatan masyarakat sangat mahal. Sehingga saya ingin terus berupaya agar kedepannya masyarakat pulau mendapat pelayanan kesehatan yang baik,” tutup Nenu.
Sumber http://manadopostonline.com/read/2018/01/24/Gigihnya-Tenaga-Kesehatan-Mengabdi-di-Pulau-Terpencil/29426