Survei Status Gizi Indonesia Oleh Kemenkes di Desa Neglasari

Tanggal 3-4 Desember 2024 telah dilakukan Survei Status Gizi Indonesia di Desa Neglasari yang merupakan wilayah kerja Puskesmas Jatiwaras.

Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) merupakan salah satu upaya penting untuk memetakan kondisi kesehatan masyarakat terutama yang berkaitan dengan asupan gizi. Tujuan kegiatan ini untuk mengidentifikasi masalah gizi yang masih menjadi tantangan di berbagai wilayah Indonesia seperti stunting, gizi kurang, dan obesitas. Maka dari itu, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI menyelenggarakan Survei Status Gizi Indonesia pada hari Selasa dan Rabu, 3-4 Desember 2024 di Desa Neglasari yang merupakan wilayah kerja Puskesmas Jatiwaras.

Tim kolaborator kegiatan ini yaitu Irma Rismawati, Amd.Gz dan Dwi Gytha Rosyana A, Amd.Gz selaku Enumerator, Herti selaku kader, Leni Mulyani, AM. Keb selaku bidan desa, Willia Rahma N, STr.Gz selaku Programer Gizi Puskesmas, Dendi, Amd.Kep selaku Petugas PUSTU dan H.Ooy Abdul Kodir, S.Kep., Ners selaku Kepala UPTD Puskesmas Jatiwaras.

Kegiatan survei dilakukan secara door to door kepada masyarakat yang memiliki balita usia 0-59 bulan. Waktu pelaksanaan survei status gizi ini selama 5 jam. Selain itu, kegiatan yang dilakukan berupa pengukuran dan penimbangan berat badan kepada 10 balita, kemudian dilanjutkan dengan wawancara kepada orang tuanya.

Data Gizi Buruk di Indonesia

Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Agribisnis Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian yaitu Dida Gardera menyampaikan bahwa Indonesia telah mencapai kemajuan yang signifikan dalam memerangi gizi buruk (malnutrisi) selama dua puluh tahun terakhir. Angka stunting pada balita turun dari 40% pada tahun 2000 menjadi di bawah 30% pada tahun 2022. Beliau juga menyampaikan komitmen Indonesia untuk mengurangi angka kejadian gizi buruk pada anak dari 10,2% pada tahun 2018 menjadi kurang dari 7% pada tahun 2024.

Adanya program SSGI merupakan langkah strategis yang sangat penting dalam upaya meningkatkan kualitas kesehatan balita. SSGI tidak hanya memberikan gambaran nyata tentang kondisi gizi balita, tetapi juga membantu mengidentifikasi wilayah-wilayah yang membutuhkan perhatian khusus.

Dengan data yang akurat dan komprehensif, pemerintah dan berbagai pihak terkait dapat membuat program intervensi yang lebih tepat sasaran. Harapannya, melalui pelaksanaan survei ini secara rutin dan berkesinambungan, prevalensi gizi buruk dan stunting dapat terus menurun dari tahun ke tahun sehingga tercipta generasi muda yang lebih sehat, produktif, dan berdaya saing tinggi.

Artikel ini telah direview oleh:

Yuni Yuniar, S.KM

Programer Promkes UPTD Puskesmas Jatiwaras

UPTD Puskesmas Jatiwaras

Alamat: Jl. Raya Papayan-Cikatomas Desa Jatiwaras Tlp (+62)853-2068-3553, Kabupaten Tasikmalaya Kecamatan Jatiwaras, Jawa Barat 46185

Yuk Share Postingan Ini:
Anita Siti Nurjanah
Anita Siti Nurjanah

Anita Siti Nurjanah, lahir di Tasikmalaya pada tanggal 08 Mei 2003. Penulis menempuh jenjang pendidikan formal di SD Muhammadiyah 1 Garut, MTs Negeri 1 Garut, dan SMK Negeri 1 Garut. Tahun 2021 penulis menempuh pendidikan di STIKes Respati Tasikmalaya.
Prestasi yang pernah diraih diantaranya juara 3 Kelas F Tanding Putri yang diselenggarakan oleh IPSI CUP Garut tahun 2019, santri beasiswa hafidz junior DT Peduli Garut tahun 2020-2021, peraih insentif PKM AI yang diselenggarakan oleh Kemendikbud tahun 2023, dan juara 3 peraih gagasan tertulis yang diselenggarakan oleh STIKes Respati Tasikmalaya tahun 2023. Penulis juga pernah aktif dalam organisasi sekolah dan kampus seperti HW, Tapak suci, Pramuka, Paskibra, Paduan suara, Keputrian, Rohis, Pencak Silat, Remasti, dan Bem.

Articles: 30

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *