Menangkal Virus Polio Melalui Imunisasi dan Kebersihan

Di Indonesia, pemantauan kasus poliomielitis dilakukan melalui sistem surveilans Acute Flaccid Paralysis (AFP). Kementerian Kesehatan menetapkan target non-polio AFP rate minimal 2 kasus per 100.000 populasi anak di bawah 15 tahun. Sejak tahun 2007, target ini umumnya tercapai, kecuali pada tahun 2016, 2020, dan 2021. Pada tahun 2022, Indonesia mencatat angka non-polio AFP rate tertinggi dalam 16 tahun terakhir, yaitu 3,05 per 100.000 penduduk di bawah 15 tahun. Seluruh provinsi di Indonesia telah melaporkan kasus AFP, dengan 26 provinsi memenuhi standar minimal penemuan non-polio AFP rate.

Poliomielitis, atau polio, adalah penyakit infeksius yang disebabkan oleh virus polio. Penyakit ini terutama menyerang anak-anak dan ditandai dengan kelumpuhan layu akut yang biasanya terjadi pada tungkai secara asimetris. Virus ini termasuk dalam golongan enterovirus dan ditularkan melalui rute fekal-oral. Meskipun sejak tahun 1988 kasus infeksi virus polio liar telah menurun lebih dari 99% secara global, polio tetap menjadi ancaman kesehatan yang serius. Sekitar 1 dari 200 infeksi dapat menyebabkan kelumpuhan permanen, dan 5–10% dari mereka yang mengalami kelumpuhan meninggal dunia akibat kelumpuhan otot pernapasan.

Patofisiologi dan Etiologi Polio

Poliomielitis terbagi menjadi dua fase: fase limfatik dan neurologis. Virus polio masuk ke dalam tubuh melalui mulut, kemudian berkembang biak di mukosa orofaring dan saluran pencernaan, dan akhirnya menyebar ke sistem limfatik. Virus ini termasuk dalam keluarga Picornaviridae dan memiliki tiga serotipe: tipe 1, tipe 2, dan tipe 3. Hanya manusia yang menjadi reservoir virus polio, dan individu dengan defisiensi imun dapat menjadi pembawa asimtomatik.

Masa Inkubasi dan Penularan Virus Polio

Masa inkubasi virus polio berkisar antara 3 hingga 6 hari, dengan kelumpuhan dapat terjadi dalam waktu 7 hingga 21 hari setelah terinfeksi. Sebagian besar orang yang terinfeksi (sekitar 90%) tidak menunjukkan gejala atau hanya mengalami gejala ringan. Gejala awal yang mungkin muncul meliputi demam, kelelahan, sakit kepala, dan kekakuan leher.

Pencegahan Polio

Imunisasi polio disediakan secara gratis oleh Kementerian Kesehatan. Vaksin polio tetes (OPV) diberikan sebanyak empat kali, sedangkan vaksin polio suntik (IPV) diberikan satu kali. Anak yang terlambat mendapatkan imunisasi polio harus segera dilengkapi status imunisasinya hingga usia 5 tahun.

Selain imunisasi, meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya kebersihan dan sanitasi juga sangat penting. Pencegahan penularan dapat dilakukan dengan penggunaan masker dan pengendalian infeksi melalui sistem pembuangan limbah yang baik.

Poliomielitis tetap menjadi tantangan kesehatan di Indonesia. Meskipun jumlah kasusnya menurun, upaya pencegahan melalui imunisasi dan kesadaran masyarakat sangat penting untuk mengendalikan penyebaran virus polio. Kerja sama yang baik antara pemerintah, tenaga kesehatan, dan masyarakat diharapkan dapat memberantas polio sepenuhnya di Indonesia.

Yuk Share Postingan Ini:
anitanurjanah.ph
anitanurjanah.ph
Articles: 12

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *