Gerdu Bumil, Langkah Aktif Pemkab Probolinggo Turunkan Angka Kematian Ibu dan Bayi

Kadinkes dr Shodiq Tjahjono mengatakan Gerdu Bumil ini untuk meningkatkan peran serta seluruh pihak dalam mendukung menurunkan jumlah kematian ibu dan bayi.

Pemkab Probolinggo berupaya menekan angka kematian ibu dan bayi. Salah satu caranya dengan Gerakan Peduli Ibu Hamil (Gerdu Bumil). Sejumlah pihak meneken MoU sebagai komitmen mengurangi kematian ibu dan bayi.

Gerdu Bumil diresmikan di Gedung Islamic Center (GIC) Kota Kraksaan, Kamis (16/11/2017) lalu. Dalam acara itu dilakukan pembacaan dan penandatanganan komitmen bersama menurunkan jumlah kematian ibu dan bayi di Kabupaten Probolinggo.

Gerdu Bumil ini diikuti oleh 1000 orang peserta terdiri dari bumi, suami bumil, camat, kepala puskesmas, perwakilan Polres dan Kodim, CSR, Kinerja USAID, OPD terkait, direktur rumah sakit (Waluyo Jati, Tongas, Wonolangan, Graha Sehat dan Rizani), STIKes, TP PKK Kecamatan, bidan koordinator, organisasi profesi (IDI, IBI dan PPNI), MSF, kepala desa, Babinsa dan Babinkamtibmas dan kader (ormas, Fatayat dan Muslimat).

Kepala Dinkes dr Shodiq Tjahjono mengatakan Gerdu Bumil ini bertujuan untuk meningkatkan peran serta seluruh pihak dalam mendukung menurunkan jumlah kematian ibu dan bayi.

“Untuk mengurangi angka kematian ibu dan bayi, perlu komunikasi yang efektif antara lintas sektor dan lintas program tentang kesehatan ibu dan anak, meningkatkan kepedulian keluarga dan masyarakat tentang kesehatan ibu hamil,” katanya, Selasa (21/11/2017).

Sementara Asisten Administrasi Pemerintahan dan Kesra Sekda Kabupaten Probolinggo Asyari mengatakan, keberhasilan pembangunan suatu daerah diukur melalui Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Salah satu indikatornya adalah indeks kesehatan, yang diartikan sebagai kemampuan masyarakat untuk hidup sehat dan mencapai usia harapan hidup cukup panjang di atas 72 tahun.

“Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan IPM bidang kesehatan yang saat ini masih rendah. Yakni 64,12 urutan ke-32 dari 38 kabupaten/kota di Jawa Timur. Salah satu indikatornya adalah kematian bayi di Kabupaten Probolinggo yang masih tinggi.

Sedikitnya 223 bayi di tahun 2016 dan tahun 2017 menurun menjadi 159 sampai dengan bulan Nopember minggu ke-2,” ungkapnya.

Mengingat banyaknya jumlah kematian ibu dan bayi, Asyari menilai perlu adanya suatu upaya yang bersifat pendidikan dan promosi kesehatan. Sehingga masyarakat mengetahui begitu pentingnya kesehatan ibu hamil, yang akan melahirkan generasi penerus bangsa.

“Kegiatan gerakan peduli ibu hami ini merupakan bentuk pembelajaran yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan kepada masyarakat serta suatu kepedulian dari pemerintah daerah terhadap ibu yang hamil sampai melahirkan,” jelasnya.

Sumber duta.co

Yuk Share Postingan Ini:
Kesmas.ID
Kesmas.ID
Articles: 672

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *